DIAGNOSA WAJAH
Oleh: Djulianto Susantio,

Pemerhati Fisiognomi, di Jakarta

Mendeteksi penyakit biasanya dilakukan dengan cara medis. Menggunakan teknik radiografi (rontgen) atau CT-scan merupakan dua cara yang paling umum dikenal. Cara lain adalah endoskopi dan USG. Belum lagi upaya-upaya modern lainnya, seiring ditemukannya peralatan medis canggih. Namun, biaya pemeriksaan dengan cara-cara demikian relatif mahal. Mungkin sekali tidak bakalan terjangkau oleh mereka yang dikategorikan keluarga miskin atau penerima BLT.

Sebenarnya, ada cara murah untuk mendeteksi penyakit. Cara ini tidak menggunakan peralatan dan tidak berbahaya bagi pasien. Meskipun dianggap bersifat nonmedis, cara ini sudah banyak dimanfaatkan oleh para pengobat sejak zaman purba. Teknik sederhana itu dilakukan dengan membaca atau menganalisis wajah. Ya, di mata pakar-pakar purba timbul ungkapan “wajahmu adalah penyakitmu, sekaligus nasibmu”.
Di Tiongkok seni membaca wajah mulai populer pada zaman Nabi Konghucu (Confucius). Waktu itu banyak sinshe (tabib) menggunakan deteksi ini sebagai alat bantu untuk mendiagnosis suatu penyakit. Mengingat salah satu inti kepercayaan dalam ilmu pengobatan Tiongkok adalah “sebagian mampu merefleksikan keseluruhan”, maka wajah dianggap mampu mewakili organ-organ tubuh.
Pemikiran tentang wajah sebagai peta diaplikasikan dalam berbagai cara. Bukan hanya indikator dari kesehatan masa lalu dan masa yang akan datang, atau waktu-waktu kehidupan. Tetapi juga sebagai cara mendiagnosis organ-organ yang bermasalah dan bagian-bagian tubuh. Diagnosis yang didasarkan pada jalur meridian dalam dan luar ini, dilakukan pada tiga zona wajah (Seni Membaca Wajah, 2006).
Selanjutnya wajah diidentikkan dengan watak atau karakter dan nasib seseorang. Seorang pakar yang terampil konon mampu membaca perjalanan hidup seseorang dari lahir hingga mati hanya dengan melihat bentuk wajah dan bagian-bagian lain seperti rambut, dahi, alis, mata, telinga, hidung, mulut, pipi, dan dagu.

Oriental
Tidak dimungkiri, banyak orang berpandangan diagnosis medis modern sering kali dapat membahayakan si pasien. Lagi pula, diagnosis Barat hanya berkenaan dengan tubuh, fungsinya, dan fisiologinya. Hal ini sangat berbeda dengan diagnosis Oriental. Selain melihat orang secara total: fisik dan mental, juga organ-organ yang bermasalah atau bagian-bagian tubuh.
Pada pengobatan Barat, diagnosis terhadap suatu penyakit dilakukan dengan mengamati gejala-gejalanya. Sementara seorang pakar diagnosis Oriental mampu meramal perkembangan penyakit secara detil, mulai dari masa lalu hingga masa sekarang. Kunci utama dari diagnosis Oriental adalah fisiognomi, yakni seni membaca tubuh dan wajah (Membaca Kesehatan Melalui Wajah, 1998).
Prinsip utama pengobatan Oriental adalah teori yin (negatif, pasif, dingin) dan yang (positif, aktif, panas). Menurut ajaran Tao, semua yang ada di jagad raya selalu berubah. Jadi yin dan yang bersifat relatif. Artinya, di antara yin, ada yang dan di antara yang, ada yin. Keduanya saling mengimbangi, saling menguatkan, atau saling melemahkan.
Selain itu, pengobatan Oriental menggunakan Teori Lima Elemen, yakni kayu, api, tanah, logam, dan air. Kelima elemen itu bukanlah nyata, tetapi hanya simbol, seperti halnya orang menggunakan huruf Yunani untuk simbol ilmu pengetahuan.
Kelima elemen berinteraksi dalam siklus saling menguntungkan dan saling merugikan. Siklus menguntungkan berjalan dalam pola kayu menghidupkan api, api mengeraskan tanah, tanah melahirkan logam, logam mengandung air, dan air menyuburkan kayu.
Sedangkan siklus merugikan berjalan dalam pola kayu merusak tanah, tanah membendung air, air mematikan api, api melelehkan logam, dan logam membelah kayu. Jangan bingung bila dalam suatu buku disebut-sebut bumi dan besi atau emas. Bumi adalah nama lain dari tanah (dari bahasa Inggris, earth) dan besi atau emas dari metal. Kedua istilah itu bermakna sama.
Masing-masing elemen dihubungkan dengan organ-organ pokok tubuh manusia. Kayu mewakili mata dan hati, api mewakili jantung dan lidah, tanah mewakili limpa dan kulit, logam mewakili paru-paru dan hidung, serta air mewakili ginjal dan telinga.

Tiga
Menurut pandangan tradisional Tiongkok, wajah terbagi atas tiga zona. Zona atas: mulai dari batas rambut hingga alis menunjukkan sistem syaraf; zona tengah: dari alis hingga ujung hidung menunjukkan sistem peredaran darah; dan zona bawah: dari ujung hidung hingga dagu menunjukkan sistem pencernaan.
Setiap tanda-tanda penyakit dihubungkan dengan pola makan dan kelemahan pada organ tertentu. Sebagai misal, rambut yang keras berarti orang itu telah makan dengan proporsi sayuran dan kacang-kacangan yang baik. Rambut yang lurus mengindikasikan konsumsi lebih banyak sayuran dan kacang-kacangan, atau makanan yang berimbang antara yin dengan yang. Rambut keriting disebabkan makanan yang ekstrem. Kebotakan adalah tanda bahwa organ internal kita sedang atau menjadi lemah.
Area yang lemah dapat diindikasikan dari bagian mana kepala yang memiliki rambut jarang. Jika pada zona belakang, maka usus kita kurang bagus; jika pada zona tengah, jantung dan lever ngadat; dan jika pada zona depan, paru-paru bermasalah. Sedangkan pada zona kiri dan kanan menyatakan ginjal dan kandung empedu kurang baik.
Area ginjal dan jantung terletak di bawah mata, berbentuk bulan setengah. Bila bagian itu terlihat bengkak dan berwarna kebiru-biruan, merupakan tanda terlalu kelelahan bekerja.
Mulut menunjukkan energi perut dan usus. Jika bibir atas pecah-pecah, berwarna merah, atau terdapat titik-titik di pojoknya, mengindikasikan lambung yang kurang baik. Jika pada bibir bawah, masalah ada pada usus. Warna merah di sekitar mulut, menunjukkan pencernaan yang lemah.
Masalah paru-paru terindikasi dari sekitar lubang hidung dan pipi. Sementara masalah tiroid (gondok) diindikasikan oleh alis mata yang terlihat menghilang pada bagian ujung-ujungnya. Jika dagu terlihat berwarna merah dan bengkak, berarti terdapat kelemahan struktural dalam organ atau energi yang terhambat dalam perut.
Organ internal seseorang juga dapat dideteksi dengan mendengarkan suara bicaranya. Nada suara diatur oleh paru-paru, sementara kecepatan dan ritmenya oleh jantung. Jika ada kelainan berarti paru-paru dan jantung kurang beres.
Pendek kata, wajah mampu berbicara banyak tentang penyakit, watak, dan nasib. Melalui pembacaan yang teliti, banyak penyakit mudah terdeteksi sekaligus kita mengetahui bagaimana mengobatinya. Umumnya pengobatan Oriental mengacu pada makanan, misalnya harus diet. Bisa juga memperbanyak atau mengurangi makanan yang bersifat yin/yang. Semua tergantung pembacaan sang pakar. Kita tampaknya harus kembali ke masa lalu, yakni kearifan tradisional masyarakat purba, untuk mendapatkan kualitas hidup yang kita idam-idamkan.***

Selengkapnya...