"Khairunnas anfa’uhum linnas", "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim).

Alhamdulillahh blog yang sederhana ini sudah jadi, mudah-mudahan dengan ini bisa bermanfaat bagi teman-teman sekalian

Selengkapnya...

Selengkapnya...

Selengkapnya...

Bahaya Penyimpangan Pada Aqidah

Penyimpangan pada aqidah yang dialami oleh seseorang berakibat fatal dalam seluruh kehidupannya, bukan saja di dunia tetapi berlanjut sebagai kesengsaraan yang tidak berkesudahan di akherat kelak. Dia akan berjalan tanpa arah yang jelas dan penuh dengan keraguan dan menjadi pribadi yang sakit personaliti. Biasanya penyimpangan itu disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya :

1.

Tidak menguasainya pemahaman aqidah yang benar karena kurangnya pengertian dan perhatian. Akibatnya berpaling dan tidak jarang menyalahi bahkan menentang aqidah yang benar.
2.

Fanatik kepada peninggalan adat dan keturunan. Karena itu dia menolak aqidah yang benar. Seperti firman Allah SWT tentang ummat terdahulu yang keberatan menerima aqidah yang dibawa oleh para Nabi dalam Surat Al-Baqarah 170 yang artinya : "Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutlah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami." (Apabila mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk."
3.

Taklid buta kepada perkataan tokoh-tokoh yang dihormati tanpa melalui seleksi yang tepat sesuai dengan argumen Al-Qur'an dan Sunnah. Sehingga apabila tokoh panutannya sesat, maka ia ikut tersesat.
4.

Berlebihan (ekstrim) dalam mencintai dan mengangkat para wali dan orang sholeh yang sudah meninggal dunia, sehingga menempatkan mereka setara dengan Tuhan, atau dapat berbuat seperti perbuatan Tuhan. Hal itu karena menganggap mereka sebagai penengah/arbiter antara dia dengan Allah. Kuburan-kuburan mereka dijadikan tempat meminta, bernadzar dan berbagai ibadah yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah. Demikian itu pernah dilakukan oleh kaumnya Nabi Nuh AS ketika mereka mengagungkan kuburan para sholihin. Lihat Surah Nuh 23 yang artinya : "Dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr."
5.

Lengah dan acuh tak acuh dalam mengkaji ajara Islam disebabkan silau terhadap peradaban Barat yang materialistik itu. Tak jarang mengagungkan para pemikir dan ilmuwan Barat serta hasil teknologi yang telah dicapainya sekaligus menerima tingkah laku dan kebudayaan mereka.
6.

Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak berdasar ajaran Islam, sehingga anak tumbuh tidak mengenal aqidah Islam. Pada hal Nabi Muhammad SAW telah memperingatkan yang artinya : "Setiap anak terlahirkan berdasarkan fithrahnya, maka kedua orang tuanya yang meyahudikannya, menashranikannya, atau memajusikannya" (HR: Bukhari).

Apabila anak terlepas dari bimbingan orang tua, maka anak akan dipengaruhi oleh acara / program televisi yang menyimpang, lingkungannya, dan lain sebagainya.

7.

Peranan pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang cukup dalam pembinaan keagamaan seseorang. Bayangkan, apa yang bisa diperoleh dari 2 jam seminggu dalam pelajaran agama, itupun dengan informasi yang kering. Ditambah lagi mass media baik cetak maupun elektronik banyak tidak mendidik kearah aqidah bahkan mendistorsinya secara besar-besaran.

Tidak ada jalan lain untuk menghindar bahkan menyingkirkan pengaruh negatif dari hal-hal yang disebut diatas adalah mendalami, memahami dan mengaplikasikan Aqidah Islamiyah yang shahih agar hidup kita yang sekali dapat berjalan sesuai kehendak Sang Khalik demi kebahagiaan dunia dan akherat kita, Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa' 69 yang artinya : "Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."

Dan juga dalam Surah An-Nahl 97 yang artinya : "Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
Selengkapnya...

fiqih

Berikut ini saya copy dari muslim.or.id

Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa berarti ‘paham’, seperti dalam firman Allah:

“Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan sedikitpun?” (QS. An Nisa: 78)

dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Sesungguhnya panjangnya shalat dan pendeknya khutbah seseorang, merupakan
tanda akan kepahamannya.” (Muslim no. 1437, Ahmad no. 17598, Daarimi no.
1511)

Fiqih Secara Istilah Mengandung Dua Arti:

1. Pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuatan
dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah terbebani menjalankan syari’at
agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat terperinci, berupa nash-nash
al Qur’an dan As sunnah serta yang bercabang darinya yang berupa ijma’
dan ijtihad.

2. Hukum-hukum syari’at itu sendiri. Jadi perbedaan antara kedua definisi
tersebut bahwa yang pertama di gunakan untuk mengetahui hukum-hukum (Seperti seseorang
ingin mengetahui apakah suatu perbuatan itu wajib atau sunnah, haram atau makruh,
ataukah mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada), sedangkan yang kedua adalah
untuk hukum-hukum syari’at itu sendiri (yaitu hukum apa saja yang terkandung
dalam shalat, zakat, puasa, haji, dan lainnya berupa syarat-syarat, rukun-rukun,
kewajiban-kewajiban, atau sunnah-sunnahnya).

Hubungan Antara Fiqh dan Aqidah Islam

Diantara keistimewaan fiqih Islam -yang kita katakan sebagai hukum-hukum syari’at
yang mengatur perbuatan dan perkataan mukallaf- memiliki keterikatan yang kuat
dengan keimanan terhadap Allah dan rukun-rukun aqidah Islam yang lain. Terutama
Aqidah yang berkaitan dengan iman dengan hari akhir. Yang demikian Itu dikarenakan
keimanan kepada Allah-lah yang dapat menjadikan seorang muslim berpegang teguh
dengan hukum-hukum agama, dan terkendali untuk menerapkannya sebagai bentuk ketaatan
dan kerelaan. Sedangkan orang yang tidak beriman kepada Allah tidak merasa terikat
dengan shalat maupun puasa dan tidak memperhatikan apakah perbuatannya termasuk
yang halal atau haram. Maka berpegang teguh dengan hukum-hukum syari’at
tidak lain merupakan bagian dari keimanan terhadap Dzat yang menurunkan dan mensyari’atkannya
terhadap para hambaNya.

Contohnya:

Allah memerintahkan bersuci dan menjadikannya sebagai salah satu keharusan dalam
keiman kepada Allah sebagaimana firman-Nya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS. Al Maidah: 6)

Juga seperti shalat dan zakat yang Allah kaitkan dengan keimanan terhadap hari
akhir, sebagaimana firman-Nya:

“(yaitu) orang-orang yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan
mereka yakin akan adanya negeri akhirat.” (QS. An naml: 3)

Demikian pula taqwa, pergaulan baik, menjauhi kemungkaran dan contoh lainnya,
yang tidak memungkinkan untuk disebutkan satu persatu. (lihat Fiqhul Manhaj hal.
9-12)

Fiqh Islam Mencakup Seluruh Perbuatan Manusia

Tidak ragu lagi bahwa kehidupan manusia meliputi segala aspek. Dan kebahagiaan
yang ingin dicapai oleh manusia mengharuskannya untuk memperhatikan semua aspek
tersebut dengan cara yang terprogram dan teratur. Manakala fiqih Islam adalah
ungkapan tentang hukum-hukum yang Allah syari’atkan kepada para hamba-Nya,
demi mengayomi seluruh kemaslahatan mereka dan mencegah timbulnya kerusakan ditengah-tengah
mereka, maka fiqih Islam datang memperhatikan aspek tersebut dan mengatur seluruh
kebutuhan manusia beserta hukum-hukumnya.

Penjelasannya sebagai berikut:

Kalau kita memperhatikan kitab-kitab fiqih yang mengandung hukum-hukum syari’at
yang bersumber dari Kitab Allah, Sunnah Rasulnya, serta Ijma’ (kesepakatan)
dan Ijtihad para ulama kaum muslimin, niscaya kita dapati kitab-kitab tersebut
terbagi menjadi tujuh bagian, yang kesemuanya membentuk satu undang-undang umum
bagi kehidupan manusia baik bersifat pribadi maupun bermasyarakat. Yang perinciannya
sebagai berikut:

1. Hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah. Seperti wudhu, shalat,
puasa, haji dan yang lainnya. Dan ini disebut dengan Fiqih Ibadah.

2. Hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah kekeluargaan. Seperti pernikahan,
talaq, nasab, persusuan, nafkah, warisan dan yang lainya. Dan ini disebut dengan
Fikih Al Ahwal As sakhsiyah.

3. Hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan hubungan diantara mereka,
seperti jual beli, jaminan, sewa menyewa, pengadilan dan yang lainnya. Dan ini
disebut Fiqih Mu’amalah.

4. Hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban pemimpin (kepala negara).
Seperti menegakan keadilan, memberantas kedzaliman dan menerapkan hukum-hukum
syari’at, serta yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban rakyat yang dipimpin.
Seperti kewajiban taat dalam hal yang bukan ma’siat, dan yang lainnya. Dan
ini disebut dengan Fiqih Siasah Syar’iah.

5. Hukum-hukum yang berkaitan dengan hukuman terhadap pelaku-pelaku kejahatan,
serta penjagaan keamanan dan ketertiban. Seperti hukuman terhadap pembunuh, pencuri,
pemabuk, dan yang lainnya. Dan ini disebut sebagai Fiqih Al ‘Ukubat.

6. Hukum-hukum yang mengatur hubungan negeri Islam dengan negeri lainnya. Yang
berkaitan dengan pembahasan tentang perang atau damai dan yang lainnya. Dan ini
dinamakan dengan Fiqih As Siyar.

7. Hukum-hukum yang berkaitan dengan akhlak dan prilaku, yang baik maupun yang
buruk. Dan ini disebut dengan adab dan akhlak.

Demikianlah kita dapati bahwa fiqih Islam dengan hukum-hukumnya meliputi semua
kebutuhan manusia dan memperhatikan seluruh aspek kehidupan pribadi dan masyarakat.

Sumber-Sumber Fiqh Islam

Semua hukum yang terdapat dalam fiqih Islam kembali kepada empat sumber:

1. Al-Qur’an

Al Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad untuk
menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Ia adalah
sumber pertama bagi hukum-hukum fiqih Islam. Jika kita menjumpai suatu permasalahan,
maka pertamakali kita harus kembali kepada Kitab Allah guna mencari hukumnya.

Sebagai contoh:

Bila kita ditanya tentang hukum khamer (miras), judi, pengagungan terhadap bebatuan
dan mengundi nasib, maka jika kita merujuk kepada Al Qur’an niscaya kita
akan mendapatkannya dalam firman Allah subhanahu wa Ta’ala: (QS. Al maidah:
90)

Bila kita ditanya tentang masalah jual beli dan riba, maka kita dapatkan hukum
hal tersebut dalam Kitab Allah (QS. Al baqarah: 275). Dan masih banyak contoh-contoh
yang lain yang tidak memungkinkan untuk di perinci satu persatu.

2. As-Sunnah

As-Sunnah yaitu semua yang bersumber dari Nabi berupa perkataan, perbuatan atau
persetujuan.

Contoh perkataan/sabda Nabi:

“Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran.”
(Bukhari no. 46, 48, muslim no. 64, 97, Tirmidzi no. 1906,2558, Nasa’i no.
4036, 4037, Ibnu Majah no. 68, Ahmad no. 3465, 3708)

Contoh perbuatan:

Apa yang diriwayatkan oleh Bukhari (Bukhari no. 635, juga diriwayatkan oleh Tirmidzi
no. 3413, dan Ahmad no. 23093, 23800, 34528) bahwa ‘Aisyah pernah ditanya:
“Apa yang biasa dilakukan Rasulullah di rumahnya?” Aisyah menjawab:
“Beliau membantu keluarganya; kemudian bila datang waktu shalat, beliau
keluar untuk menunaikannya.”

Contoh persetujuan:

Apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (Hadits no. 1267) bahwa Nabi pernah melihat
seseorang shalat dua rakaat setelah sholat subuh, maka Nabi berkata kepadanya:
“Shalat subuh itu dua rakaat”, orang tersebut menjawab, “sesungguhnya
saya belum shalat sunat dua rakaat sebelum subuh, maka saya kerjakan sekarang.”
Lalu Nabi shollallahu’alaihiwasallam terdiam. Maka diamnya beliau berarti
menyetujui disyari’atkannya shalat Sunat Qabliah subuh tersebut setelah
shalat subuh bagi yang belum menunaikannya.

As-Sunnah adalah sumber kedua setelah al Qur’an. Bila kita tidak mendapatkan
hukum dari suatu permasalahn dalam Al Qur’an maka kita merujuk kepada as-Sunnah
dan wajib mengamalkannya jika kita mendapatkan hukum tersebut. Dengan syarat,
benar-benar bersumber dari Nabi shollallahu’alaihiwasallam dengan sanad
yang sahih.

As Sunnah berfungsi sebagai penjelas al Qur’an dari apa yang bersifat global
dan umum. Seperti perintah shalat; maka bagaimana tatacaranya didapati dalam as
Sunnah. Oleh karena itu Nabi bersabda:

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (Bukhari
no. 595)

Sebagaimana pula as-Sunnah menetapkan sebagian hukum-hukum yang tidak dijelaskan
dalam Al Qur’an. Seperti pengharaman memakai cincin emas dan kain sutra
bagi laki-laki.

3. Ijma’

Ijma’ bermakna: Kesepakatan seluruh ulama mujtahid dari umat Muhammad saw
dari suatu generasi atas suatu hukum syar’i, dan jika sudah bersepakat ulama-ulama
tersebut—baik pada generasi sahabat atau sesudahnya—akan suatu hukum
syari’at maka kesepakatan mereka adalah ijma’, dan beramal dengan
apa yang telah menjadi suatu ijma’ hukumnya wajib. Dan dalil akan hal tersebut
sebagaimana yang dikabarkan Nabi saw, bahwa tidaklah umat ini akan berkumpul (bersepakat)
dalam kesesatan, dan apa yang telah menjadi kesepakatan adalah hak (benar).

Dari Abu Bashrah rodiallahu’anhu, bahwa Nabi shollallahu’alaihiwasallam
bersabda:

“Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan ummatku atau ummat Muhammad berkumpul
(besepakat) di atas kesesatan.” (Tirmidzi no. 2093, Ahmad 6/396)

Contohnya:

Ijma para sahabat ra bahwa kakek mendapatkan bagian 1/6 dari harta warisan bersama
anak laki-laki apabila tidak terdapat bapak.

Ijma’ merupakan sumber rujukan ketiga. Jika kita tidak mendapatkan didalam
Al Qur’an dan demikian pula sunnah, maka untuk hal yang seperti ini kita
melihat, apakah hal tersebut telah disepakatai oleh para ulama muslimin, apabila
sudah, maka wajib bagi kita mengambilnya dan beramal dengannya.

4. Qiyas

Yaitu: Mencocokan perkara yang tidak didapatkan di dalamnya hukum syar’i
dengan perkara lain yang memiliki nash yang sehukum dengannya, dikarenakan persamaan
sebab/alasan antara keduanya. Pada qiyas inilah kita meruju’ apabila kita
tidak mendapatkan nash dalam suatu hukum dari suatu permasalahan, baik di dalam
Al Qur’an, sunnah maupun ijma’.

Ia merupakan sumber rujukan keempat setelah Al Qur’an, as Sunnah dan Ijma’.

Rukun Qiyas

Qiyas memiliki empat rukun:

1. Dasar (dalil).

2. Masalah yang akan diqiyaskan.

3. Hukum yang terdapat pada dalil.

4. Kesamaan sebab/alasan antara dalil dan masalah yang diqiyaskan.

Contoh:

Allah mengharamkan khamer dengan dalil Al Qur’an, sebab atau alasan pengharamannya
adalah karena ia memabukkan, dan menghilangkan kesadaran. Jika kita menemukan
minuman memabukkan lain dengan nama yang berbeda selain khamer, maka kita menghukuminya
dengan haram, sebagai hasil Qiyas dari khamer. Karena sebab atau alasan pengharaman
khamer yaitu “memabukkan” terdapat pada minuman tersebut, sehingga
ia menjadi haram sebagaimana pula khamer.

Inilah sumber-sumber yang menjadi rujukan syari’at dalam perkara-perkara
fiqih Islam, kami sebutkan semoga mendapat manfaat, adapun lebih lengkapnya dapat
dilihat di dalam kitab-kitab usul fiqh Islam (Fiqhul Manhaj ‘ala Manhaj
Imam Syafi’i)

Kita memang haruus memahami tentang fiqih kare na menjadi keseharian pada kehidupan
. jika bingung tentang masalah fiqih bisa saja kita Tanya kepada para ahlinya
atau kunjungi aja situs-situs tertentu yang membahas masalah fiqih contoh: ahmadzain.com,alshofwah.or.id
dll
Selengkapnya...

Apa akupunktur

Akupunktur merupakan salah satu metode penyembuhan dalam ilmu kedokteran timur.
Caranya dengan merangsang titik-titik tertentu pada tubuh penderita dengan menggunakan
tusukan jarum halus, elastis, anti patah, anti karat dan steril.

Perangsangan titik akupunktur untuk tujuan penyembuhan, tidak selalu harus menggunakan
jarum, dapat pula menggunakan cara perangsangan yang lain untuk menormalkan energi.
Cara lain yang mungkin lebih mudah adalah dengan teknik pemijatan, atau biasa
disebut acupressure/akupreser

Dapat pula dengan tehnik pengjhangatan menggunakan menggunakan gulungan daun Artemesia
vulgaris {daun ngai,banyak terdapat di tiongkok} yang biasa disebut cara moxibution/moksa,dengan
mengaliri arus listrik tertentu yang disebut electropunktur, dengan gelombang
suara yang disebut sonopungtur, dengan air diebut aquapunktur dll

Akupunktur maupun akupreser dan tekninik lainnya, dapat dipelajari oleh siapapun,
karena telah disusun secara sistematis, sehingga dapat diamati, diteliti dan dievaluasi.

Sejarah akupunktur

Baik akupunktur maupun akupreser terlahir di tiongkok/cina. Telah dipraktekan
dan dibuktikan sejak ribuan tahun lalu. Ilmu akupunktur tersusun secara sistematis
menjadi sebuah buku pada 3000 SM (buku Huang Ti Nei Ching/Kitab Penyakit DalamKaisar
Kuning) artinya sekitar 5000 tahun yang lalu, namun pemakainya dan pembuktiannya
tentu sja lebih lama dari itu.

Dari buku Huang Ti Nei Ching, ilmu akupunktur terus berkembang dan tersebar
ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Dalam perkembangannya akupunktur semkin didetailakn menjadi ilmu pengobatan
yang menggunakan organ tertentu saja sebagai sarana pengobatan misalnya akupunktur
kaki (refleksi), akupunktur telinga, akupunktur kepala, akupunktur tangan (akupunktur
Dr Tung) akupunktur perut (kurapungtur), dll

Selain itu akupunktur tidak hanya berkembang sebagai sarana penyembuhan penyakit
saja, tetapi juga sebagai sarana meningkatkan kemampuan tubuh, mencegah penyakit,
dan juga untuk memperbaiki penampilan fisik (akupunktur kecantikan).


Manfaat pijat akupunktur


• Menghilangkan rasa sakit karena gangguan fungsi tubuh danpenyakit berkepanjangan

• Mencegah datangnya penyakit

• Mencegah kekambuhan penyakit

• Melengkapi pengobatan pda ilmu kedokteran barat

• Peningkatan daya tahan tubuh

• Pertolongan pertama pada kasus-kasus darurat

• Efek samping sangat minim

• Mudah, sederhana, untuk melakukan tidak harus menjadi ahli


Karena terbukti baik, kini akupunktur banyak diajarkan pada lembaga pendidikan
tinggi resmi,

Serta dipraktekan di rumah sakit-rumah sakit pemerintah, seperti RS Dr, Cipto
Mangunkusumo Jakarta.selain itu akupunktur juga dikembangkan secara ilmiah,
melalui berbagai macam uji.

Jikaakupunktur hanaya bias dilakukan oleh seorang yang telah ahli, maka akupreser
dapat dilakukan oleh pasien, dengan bimbingan seorang ahli maupun tidak, karena
akupreser mudah diterapkan dan di pelajari

Selain itu akupreser juga tidak mendatangklan efeksamping negativeseperti halnya
pada penggunaan obat-obatan kimia sintetik.


I. Pendahuluan

Di dunia pengobatan, dikenal dua jenis pengobatan, yaitu pengobatan barat dan
pengobatan timur. Pengobatan barat, didasarkan pada pengembangan dan praktek
pengobatan yang terjadi dan berlaku di dunia barat (Eropa dan Amerika). Pengobatan
ini lebih menitik beratkan pada penggunaan bahan kimia. Di sisi lain, pengobatan
timur berkembang di Asia, khususnya Cina. Pengobatan cara timur ini lebih menitik
beratkan pada penggunaan dan pemanfaatan unsur-unsur alami, seperti pemijitan
(acupreasure), penusukan (akupunktur/ acupuncture), pemanasan (moksibasi) serta
terapi dengan ramuan dari dedaunan (herbal treatment).

Para ahli pengobatan timur, biasanya mengklaim bahwa pengobatan yang mereka
lakukan adalah bersifat alami dan bebas dari efek samping. Akupunktur, dilakukan
dengan cara menusukkan jarum di bagian tubuh tertentu, dan dengan penusukan
ini diharapkan akan terjadi dampak tertentu. Dampak ini hanya akan terjadi bila
penusukan dilakukan pada titik yang tepat, dan tidak adanya dampak sama sekali
bila penusukan dilakukan tidak pada titik yang tepat.

II. Asal Mula Akupunktur

II.1. Nama,Arti,dan Dasar Akupunktur

Kata akupunktur berasal dari bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti jarum dan
punctura yang berarti menusuk. Di dalam bahasa Inggris menjadi to puncture,
sedangkan kata asal dalam bahasa Cina adalah cenciu. Kata tersebut kemudian
diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi akupunktur atau tusuk jarum.

Akupunktur merupakan pengobatan yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum
di titik-titik tertentu pada tubuh pasien. Maksudnya adalah untuk mengembalikan
sistem keseimbangan tubuh sehingga pasien dapat sehat kembali.

Pemikiran dasarnya adalah sistem keseimbangan di dalam tubuh yang dikenal sebagai
homeostasis, yang menunjukkan keberadaan alam semesta, bumi dan manusia dapat
bertahan hidup karena adanya hukum alam yang selalu mengarah pada keseimbangan.
Apabila manusia mengikuti aturan-aturan di dalam keseimbangan hukum alam berarti
kita akan menjalankan hidup sehat, sedangkan apabila manusia tidak mengikuti
atau menentang keseimbangan hukum alam, berarti akan sakit. Semua fenomena alam
ini selalu berpasangan yang sifatnya berlawanan dinamis, tetapi membentuk satu
kesatuan, seperti siang dan malam, panas dan dingin, padat dan cair, terang
dan gelap, kanan, dan kiri, suami dan istri, laki-laki dan perempuan, dan seterusnya.
Apabila unsur-unsur yang berlawanan itu menyatu dan membangun sebuah keharmonisan
maka keseimbangan yang secara umum sehat akan tercapai.


II.2.Akupunktur dan Masyarakat Indonesia

Akupunktur dapat dikatakan sudah memiliki peran, fungsi, dan menjadi salah satu
komponen yang diterima di dalam sistem kesehatan masyarakat apabila memenuhi
syarat-syarat berikut:

1. Berdasarkan ilmu dan dapat dikembangkan secara terbuka

2. Akupunkturis mempunyai kompetensi standar minimal

Pada tahun 1982, Depdiknas membentuk subkonsorsium akupunktur serta menjadi
mitra kerja Depdiknas dan Depkes dalam merumuskan kebijaksanaan pemerintah dalam
hal kurikulum sistem pendidikan akupunktur. Selain itu, juga merumuskan berbagai
sistem penataran bagi pengajar/pendidik serta penguji praktek yang harus dipatuhi
oleh lembaga pendidikan akupunktur di Indonesia.

Persatuan Akupunkturis Seluruh Indonesia (PAKSI) yang merupakan profesi wadah
tunggal bagi akupunkturis di Indonesia sejak tahun 1986. Mulai saat itu juga
diberlakukan bahwa akupunkturis yang memiliki keinginan untuk membuka praktek
diwajibkan memiliki izin praktek dari Dinas Kesehatan setempat. Izin praktek
tersebut diberikan setelah yang bersangkutan memiliki:

• Ijazah nasional akupunktur

• Surat rekomendasi dari PAKSI

• Syarat umum lainnya, seperti KTP, surat kelakuan baik, dan pas foto.

3. Pelayanan akupunktur dapat dijangkau masyarakat

4. Akupunktur tidak bertentangan dengan pengobatan konvensional

Pengobatan akupunktur digunakan untuk tujuan-tujuan berikut:

• Akupuntur anesthesia/akupunktur untuk analgesia, yaitu akupunktur yang
digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri, antara lain pada rheumatism, migrain,
dan neuralgia

• Akupunktur di bidang estetika (akupunktur kecantikan)

• Akupunktur di bidang penganggulangan kecanduan obat (drug abuse), menunjukkan
bahwa akupunktur merupakan alternatif biomedikal


Panel dan Hauser (1973) menyatakan bahwa pengobatan akupunktur adalah penunjang
dan sebagai senjata untuk melawan berbagai penyakit perasaan nyeri (acupunctur
is a suplement, another weapon in the war againist dieses and pain), sedangkan
menurut Ressang (1977) menyatakan bahwa akupunktur bukan hanya sebagai pengobatan
alternatif melainkan berfungsi pula sebagai cara tambahan pad pengobatan konvensiional
(acupuncture is not onnly an alternative but an additive to conventional medicine).

5. Pelayanan akupunktur dan akupunkturis selalu dipantau


III. Teori Dasar Akupunktur

III.1.Teori Yin-Yang

Teori Yin-Yang merupakan suatu konsepsi pandangan hidup Taoisme yang bersifat
universal. Teori ini menyatakan bahwa segala fenomena di alam semesta mempunyai
2 aspek yang berlawanan dan berpasangan, yaitu Yin dan Yang. Yang berarti terang
dan Yin berarti gelap.


Yin-Yang meliputi fenomena seperti dingin-panas, gelap-terang, lemah-kuat,
dalam-luar, pasif-aktif, lembab-kering, bawah-atas, wanita-pria, dan lain-lain.
Fenomena Yin-Yang tidak bersifat absolut, melainkan bersifat relatif. Dalam
keadaan tertentu Yin dapat berubah menjadi Yang, atau sebaliknya Yang dapat
berubah menjadi Yin. Segala fenomena dapat diurai secara tidak terbatas dalam
aspek Yin dan Yang.


Teori Yin-Yang digunakan untuk menganalisis fenomena yang dapat diamati di
alam semesta. Semua aspek ini mempunyai 2 aspek yang berpasangan dan berlawanan,
yaitu Yin dan Yang. Yin dan Yang saling tergantung, saling membatasi, saling
mengonsumsi, dan selalu berada dalam keadaan perubahan dinamis untuk menjamin
keseimbangannya. Kedokteran tradisional Cina menerapkan prinsip Yin-Yang ini
untuk menerangkan fungsi fisiologis dan perubahan patologis, juga sebagai tuntunan
dalam diagnosis dan terapi.


1. Yin-Yang Saling Berlawanan

Berarti segala fenomena di alam semesta mempunyai 2 aspek yang berlawanan, yaitu
Yin dan Yang, yang saling mengatasi dan mengawasi. Misalnya: panas (Yang) dapat
menghilangkan dingin (Yin), dingin dapat menurunkan suhu.

Pada keadaan normal, fungsi organ tubuh berada dalam keadaan keseimbangan Yin-Yang,
diatur melalui sifat saling berlawanan Yin dan Yang. Gangguan keseimbangan Yin-Yang
menyebabkan terjadinya sindrom penyakit. Kelemahan Yang atau kelebihan Yin berarti
sindrom dingin, kelebihan Yang atau kekurangan Yin berarti sindrom panas.


2.Yin-Yang Saling Tergantung

Berarti tidak ada Yang tanpa Yin. Eksistensi Yang tergantung dari adanya Yin,
sebaliknya tidak ada Yin tanpa Yang, eksistensi Yin tergantung dari adanya Yang.


Yin-Yang di Alam:

YING- YANG

Bumi- Langit

Wanita- Laki-laki

Malam- Siang

Bulan- Matahari

Rendah- Tinggi

Berat- Ringan

Kecenderungan menurun- Kecenderungan meningkat

Gerakan ke bawah- Gerakan ke atas

Diam- Bergerak


Yin-Yang di Tubuh Manusia:

YIN- YANG

Interior- Eksterior

Depan- Belakang

Bagian bawah- Bagian atas

Tulang- Kulit

Organ dalam- Organ luar

Darah- Qi

Inhibisi- Stimulasi

Defisiensi- Ekses


Pada tubuh manusia, Yin menunjukkan substensi nutrisi, Yang menunjukkan aktifitas
fungsional dari organ tubuh. Aktifitas Yang digerakkan oleh substansi Yin. Dengan
kata lain, Yin adalah bahan dasar untuk menjamin aktifitas Yang. Eksistensi
substansi nutrisi Yin membutuhkan aktifitas Yang, seperti aktifitas Yang –limpa.


3. Yin-Yang Saling Mengonsumsi

Berarti aktifitas yang terjadi proses konsumsi Yin, atau, Yin dikonsumsi untuk
menghasilkan Yang. Sebaliknya, Yang dikonsumsi untuk menghasilkan Yin.


4. Yin-Yang Saling Mengubah

Hubungan antara Yin dan Yang tidak bersifat statis dan bersifat dinamis untuk
menjamin keseimbangan Yin-Yang. Pada keadaan tertentu, Yang dapat berubah menjadi
Yin atau Yin dapat berubah menjadi Yang.


Penerapan Teori Yin-Yang dalam kedokteran tradisional Cina:

1. Yin-Yang dan Stuktur Organis

Organ tubuh dapat dibagi menjadi 2 aspek yang berlawanan, yaitu Yin dan Yang.
Menurut kedokteran tradisional Cina, organ tubuh dibagi menjadi organ Zang dan
organ Fu. Organ Zang adalah jantung, paru-paru, limpa, hati, dan ginjal; yang
bersifat Yin. Organ Fu adalah kandung empedu, lambung, usus kecil, usus besar,
kandung kemih, dan san-jiao; yang bersifat Yang.

Setiap organ Yang dapat dibedakan dalam dapat dibedakan dalam Yin dan Yang.
Organ jantung adalah Yin dan aktifitas jantung adalah Yang, Organ ginjal adalah
Yin dan Fungsi ginjal adalah Yang.


2. Yin-Yang dan Fungsi Fisiologis

Fungsi fisiologis berdasarkan koordinasi Yin-Yang organ tubuh. Aktifitas fungsional
Yang tergantung dari adanya bahan nutrisi Yin, sebaliknya aktifitas Yang adalah
tenaga penggerak untuk menghasilkan bahan nutrisi Yin dengan kata lain, tanpa
fungsi Yang dari organ Zang-Fu, bahan makanan tidak dapat diubah menjadi bahan
nutrisi Yin. keseimbangan Yin-Yang ini menjamin kesehatan dan kehidupan tubuh
manusia.


3. Yin-Yang dan Perubahan Patologis

Menurut kedokteran tradisional Cina, penyakit terjadi akibat adanya gangguan
keseimbangan antara Yin yang dalam tubuh. Yang bersifat panas, kering, dan mengonsumsi
Yin. Kelebihan Yang menimbulkan sindrom panas, kekurangan Yin, dan kering. Sebaliknya,
kelemahan Yang menimbulkan sindrom dingin, kelebihan Yin, dan lembab.

Yin bersifat dingin dan lembab. Kelebihan Yin dapat menekan Yang dan menyebabkan
sindrom dingin dan lembab. Sebaliknya, kekurangan Yin tidak dapat mengendalikan
Yang dan terjadi sindrom panas dan kering.


4. Yin-Yang sebagai Tuntunan Diagnosis dan Terapi

Penyakit terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara Yin dan Yang dalam organ
tubuh. Mengetahui dan menganalisis gangguan keseimbangan Yin-Yang adalah basis
dari pembedaan sindrom penyakit, sementara memulihkan keseimbangan Yin-Yang
adalah basis terapi kedokteran tradisional Cina.


III.2. Teori Wu-Xing

Teori Wu-Xing memandang lima unsur kayu, api, tanah, logam, dan air sebagai
dasar pembentuk alam semesta dan bahan penting untuk kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan teori Yin-Yang, kelima unsur ini berada dalam keadaan perbahan
dinamis dan saling tergantung. Pengertian Wu-Xing yang sederhana ini kemudian
berkembang menjadi teori yang rumit. Teori Wu-Xing digabung dengan teori Yin-Yang
dan digunakan untuk memahami sindrom penyakit, juga untuk menegakkan cara terapi.


1. Hubungan antara Lima Organ Zang dan Lima Unsur

Lima unsur kayu, api, tanah, logam, dan air digolongkan ke dalam lima organ
Zang. Menurut persamaan sifat, kayu tergolong hati, bersifat berkembang bebas,
tidak suka ditekan, dan mudah terbakar. Api tergolong jantung, bersifat panas
dan menjulang. Tanah tergolong limpa, bersifat memelihara kehidupan. Air tergolong
ginjal, bersifat dingin dan mengalir ke bawah. Logam tergolong paru-paru, bersifat
menurun dan membersihkan.


2. Hubungan antara Lima Unsur

Sesuai dengan Teori Yin-Yang, kelima unsur ini berhubungan erat satu sama lain,
saling menghidupi, dan saling membatasi untuk menjamin keseimbangan alam semesta.

Penerapan teori Wu-Xing dalam kedokteran tradisional Cina dan teori Yin-Yang
digunakan untuk memahami proses fisiologis, perubahan patologis, serta dipakai
sebagai tuntunan diagnosis dan terapi.

Pohon kayu akan berkembang baik pada tanah yang subur dan air tercukupi. Berarti,
hati sehat jika limpa dan ginjal normal. Hati tergolong kayu, kayu mudah terbakar
dan menjadi panas. Berarti, stagnasi Qi(energi vital)-hati mudah berubah menjadi
panas-hati dan api-hati. Api-hati mudah mengganggu fungsi jantung dan organ-organ
lainnya.


IV. Keuntungan Pengobatan dengan Akupunktur

Bila dibandingkan, pengobatan menurut ilmu kedokteran modern dengan menggunakan
akupunktur, maka pengobatan dengan akupunktur mempunyai beberapa keuntungan,
yaitu:


1. Cukup Efektif

Indikasi utama akupunktur adalah meliputi semua bidang, yaitu penyakit infeksi,
penyakit fisik, khemis, biologis, nutrisi, dan alergi, neuropsikopati, bedah,
genekologi, penyakit anak-anak, osteoarthropati, penyakit kulit, THT, penyakit
mata, penyakit mulut, dan anastesi.

Menurut WHO (1979), penyakit yang dapat diobati dengan akupunktur dan mennunjukkan
hasil yang baik, dapat dilihat dalam daftar di bawah ini, pengamatan ini adalah
berdasarkan pengalaman klinik.


a. Saluran pernafasan atas

• Sinusitis akut

• Rhinitis akut

• Flu

• Tonsilitas akut


b. Sistem respirasi

• Bronchitis akut

• Asma bronchiale (paling efektif pada anak-anak dan penderita tanpa komplikasi)


c. Gangguan pada mata

• Konjunktivis akut

• Retinitis sentralis

• Miopia (pada anak)

• Katarak (tanpa komplikasi)


d. gangguan pada mulut

• Sakit gigi, nyeri post ekstraksi gigi

• Ginggivitis

• Pharingitis akut dan kronis


e. Gangguan gastrointestinal

• Spasme oesophagus dan cardia

• Cegukan

• Gastroptosis

• Gastritis akut dan kronis

• Kelebihan asam lambung

• Ulcus duodeni khronik (meredakan nyeri)

• Ulcus duodeni akut (tanpa komplikasi)

• Kolitis akut dan kronik

• Disentri basiler akut

• Konstipasi

• Diare

• Ileus paralitikus


f. Ganggun neurologik dan muskuloskeletal

• Sakit Kepala dan migrain

• Neuralgia trigeminus

• Facial palsy (stadium awal, dalam 3 sampai 6 bulan)

• Perese karena stroke

• Neuropati perifer

• Sequele dari poliomielitis (stadium awal, dalam jangka 6 bulan)

• Penyakit minere

• Disfungsi kandung kencing neurogenik

• Enuresis nokturnal

• Neuralgia intercostal

• Sindroma cervicobranchial

• Frouzen shouder, tennis elbow

• Sciatica

• Nyeri pinggang bawah

• Osteoarthritis


2. Ekonomis

Untuk melakukan pengobatan dengan akupunktur, tidak dibutuhkan peralatan rumit
dan mahal.


3. Tidak Menimbulkan Efek Samping

Pengobatan dengan akupunktur tidak menimbulkan efek sampingan, yang pada pengobatan
menggunakan obat-obatan sering dijumpai efek sampingan.

Pengobatan dengan akupunktur didapatkan manfaat pengaturan fungsi tubuh secara
keseluruhan, sedangkan pengobatan dengan obat-obatan ditujukan hanya pada proses
penyakit atau gejalanya.

Akupunktur dapat mempengaruhi banyak reseptor dan bekerja pada meridian dan
kolateral, dengan demikian akupunktur dapat mengobati berbagai macam penyakit.


V. Penutup


Perkembangan dan pengembangan pengobatan timur telah berjalan dan mulai dilirik
oleh dunia barat. Pemaparan paper kecil ini semoga bisa memberikan sedikit pengertian
salah satu unsur pengobatan timur. Yah bagi yang ingin belajar tentang akupungtur
secara mendalam bias belajar kepada para ahlinya. Atau kunjungi aja www.akupunkturskill.com


VI. Daftar Pustaka


B. U. Hadikusumo, 1996, Tusuk Jarum Upaya Penyembuhan Alternatif, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta

Dharmojono, drh, 2001, Menghayati Teori dan Praktek Akupunktur dan Moksibasi,
Jilid 1, Trubus Agriwidya, Depok

Hendrik Agus Winarso, dr, 1997, Pedoman Lengkap Akupunktur dan Moksibasi, Dahara
Prize, Semarang

Koosnadi Saputra(ed), 2002, Akupunktur Klinik, Airlangga University Press, Surabaya

Udayana Gendo, Dr. Med, 2006, Teori Dasar Kedokteran Tradisional Cina, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta


Selengkapnya...

hadits

KUMPULAN BEBERAPA HADITS SHAHIH

Dari Kitab Bukhari dan Muslim
________________________________________

1. Dari Abi Abdurrahman Abdillah bin Umar bin Khattab ra. berkata: Aku telah mendengar
Rasulullah saw bersabda: "Bangunan Islam itu atas lima perkara Mengakui bahwa
tiada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu Utusan Allah, Mendirikan
Shalat, Mengeluarkan Zakat, Mengerjakan Haji ke Baitullah dan Puasa bulan Ramadhan."


(Bukhari - Muslim)

2. Dari Abi Hamzah Anas bin Malik ra. pelayan Rasulullah saw dari Nabi saw telah
berkata: "Tidak sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya
seperti ia mencintai dirinya sendiri."

(Bukhari - Muslim)

3. Dari Ibni Mas'ud ra. telah berkata: Telah bersabda Rasulullah saw: "Tidak
halal darah seorang muslim kecuali disebabkan salah satu dari tiga perkara: Duda/janda
yang berzina, Pembunuhan dibalas bunuh, Orang meninggalkan agamanya, memisahkan
diri dari jama'ah (murtad)."

(Bukhari - Muslim)

4. Dari Abu Musa (Abdullah) bin Qais al-asy'ary r.a. berkata: Rasulullah saw ditanya
mengenai orang-orang yang berperang karena keberanian, karena kebangsaan atau
karena kedudukan manakah diantara semua itu yang disebut fisabilillah? Rasulullah
saw menjawab, "Siapa yang berperang semata-mata untuk menegakkan kalimatullah
(agama Allah) maka itulah fisabilillah."

(Bukhari - Muslim)

5. Dari Abu Bakrah (Nufa'i) bin al Harits ats Tsaqafy berkata: Rasulullah saw
bersabda, "Apabila dua orang Muslim berhadapan dengan pedang masing-masing
maka pembunuh dan terbunuh keduanya sama-sama masuk neraka. Abu Bakrah bertanya,
"Ya Rasulullah, yang membunuh jelas masuk neraka tetapi mengapa yang terbunuh
juga demikian? Rasulullah saw menjawab, "Karena ia juga memiliki niat sungguh-sungguh
akan membunuh lawannya."

(Bukhari - Muslim)

6. Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya
Allah lebih suka menerima taubat seorang hamba-Nya melebihi kesenangan seorang
yang menemukan kembali tiba-tiba untanya yang telah hilang daripadanya di tengah
hutan."

(Bukhari - Muslim)

7. Dari Abu Said dan Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tiadalah
seorang Muslim itu menderita kelelahan atau penyakit atau kesusahan (kerisauan
hati) hingga tertusuk duri melainkan semua itu akan menjadi penebus kesalahan-kesalahannya."


(Bukhari - Muslim)

8. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah bersabda, "Bukanlah orang yang
kuat itu yang dapat membanting lawannya, kekuatan seseorang itu bukan diukur dengan
kekuatan tetapi yang disebut orang kuat adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya
pada waktu marah."

(Bukhari - Muslim)

9. Dari Abu Khalid (Hakim) bin hizam r.a. berkata, Rasulullah saw bersabda , Penjual
dan pembeli keduanya bebas belum terikat selagi mereka belum berpisah maka jika
benar dan jelas keduanya, diberkahi jual beli itu tetapi jika menyembunyikan dan
berdusta maka terhapus berkah jual beli itu."

(Bukhari - Muslim)

10. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seseorang datang kepada Rasulullah saw lalu
bertanya, "Ya Rasulullah, sedekah manakah yang lebih besar pahalanya? Rasulullah
saw menjawab, "Bersedekah dalam keadaan sehat sedang engkau amat sayang kepada
harta tersebut, takut miskin dan mengharapkan kekayaan. Oleh sebab itu jangan
menunda-nunda sehingga apabila ruh (nyawa) sudah sampai di tenggorokan (hampir
mati) lalu engkau berwasiat untuk si fulan sekian, untuk si fulan sekian."


(Bukhari - Muslim)

11. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Neraka tertutup
oleh berbagai syahwat dan hawa nafsu sedangkan surga tertutup oleh berbagai kesukaran
dan keberatan."

(Bukhari - Muslim)

12. Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Yang mengikuti mayyit
ada tiga keluarga, kekayaan dan amalnya maka yang dua kembali yaitu keluarga dan
kekayaannya dan tetap tinggal padanya yang satu yaitu amal perbuatannya."


(Bukhari - Muslim)

13. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang mengambil
hak orang lain walau sejengkal tanah akan dikalungkan hingga tujuh petala bumi."


(Bukhari - Muslim)

14. Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang
Muslim adalah yang dapat selamat sekalian orang Muslim dari gangguan lidah dan
tangannya. Seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah."


(Bukhari - Muslim)

15. Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Aku berdiri
di muka pintu surga tiba-tiba kudapatkan kebanyakan yang masuk surga adalah orang-orang
fakir miskin sedangkan orang-orang kaya masih tertahan oleh perhitungan kekayaanya
dan orang-orang ahli neraka telah diperintahkan masuk neraka maka ketika saya
berdiri di dekat pintu neraka tiba-tiba kudapatkan kebanyakan yang masuk ke dalamnya
adalah orang-orang perempuan."

(Bukhari - Muslim)

16. Dari Anas r.a. berkata: Seorang Arab bertanya kepada Rasulullah saw, "Bilakah
hari kiamat?" Rasulullah saw menjawab, "Apakah bekalmu untuk menghadapinya?"
Ia menjawabnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka Rasulullah saw bersabda,
"Engkau akan berkumpul dengan orang yang engkau cintai."

(Bukhari - Muslim)

17. Dari Abdullah bin Mas'ud ra meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Rasulullah
saw tentang perbuatan apa yang paling disukai Allah Ta'ala. Rasulullah menjawab,
"Menjalankan shalat pada waktu yang ditetapkan." Saya bertanya, "Dan
sesudah itu?" Beliau menjawab, "Berbuat baik kepada orang tua."
Saya bertanya, "Dan sesudah itu?" Beliau menjawab, "Berjihad di
jalan Allah."

(Bukhari)

18. Dari Umar ra. dan Aisyah ra. menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Jibril
selalu memperingatkanku tentang hak-hak tetangga sehingga aku cenderung percaya
bahwa ia bisa-bisa akan memberi mereka bahkan hak-hak warisan

(Bukhari)

19. Dari Abu Bakar ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidak
usahkan aku menceritakan tentang dosa terburuk?" Kami berkata, "Katakanlah,
ya Rasulullah!" Rasulullah saw bersabda, "Menyekutukan seseorang dengan
Allah dan tidak patuh terhadap orang tua." Rasulullah saw sedang bersandar
kemudian duduk tegak seraya bersabda, "Hati-hatilah dari berkata dusta."
Beliau terus mengulang-ulangi perkataan beliau itu sehingga kami memohon agar
berkenan menghentikannya.

(Bukhari)

20. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Bakal ada tentara
yang menyerang Ka'bah tetapi ketika mereka sampai di suatu lapangan tiba-tiba
mereka semua dibinasakan dari yang pertama hingga yang terakhir." 'Aisyah
r.a. bertanya, "Ya Rasulullah, kenapa mereka semua dibinasakan padahal diantara
mereka ada yang di pasar dan tidak ikut menyerang?" Rasulullah saw menjawab,
"Dibinasakan semua kemudian akan dibangkitkan menurut niat masing-masing."


(Bukhari - Muslim)

21. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Aku bermimpi seolah-olah
aku bersiwak (menggoosok gigi). Tiba-tiba datang kepadaku dua orang maka aku berikan
siwak itu kepada yang kecil tetapi aku ditegur, "Dahulukan yang besar maka
aku berikan kepada yang besar."

(Bukhari - Muslim)

22. Dari Musa al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seseorang
itu akan berkumpul bersama orang yang dikasihinya."

(Bukhari - Muslim)

23. Dari Sa'ad bin Abi Waqqash r.a. berkata: Rasulullah saw menengokku pada haji
wada' dari cekaman suatu penyakit yang hampir saja merenggut nyawaku lalu aku
berkata, "Ya Rasulullah, sebagaimana engkau lihat, penyakitku ini cukup berat
sedangkan aku adalah orang yang berharta dan tidak ada ahli warisku kecuali seorang
anak perempuanku. Bolehkah aku bersedekah dengan dua pertiga dari hartaku?"
Rasulullah saw menjawab, "Jangan" Aku berkata, "Bagaimana kalau
separuhnya?" Rasulullah menjawab, "Jangan, sepertiga saja dan sepertiga
pun sudah cukup banyak. Sesungguhnya jika eangkau tinggalkan ahli warismu dalam
keadaan kaya raya adalah lebih baik daripada engkau tinggalkan mereka dalam keadaan
kekurangan meminta-minta kepada manusia. Dan tidaklah engkau mengeluarkan suatu
pembelanjaan dengan menuntut keridhaan Allah melainkan engkau akan diberi pahala
karenanya hingga sesuap makanan yang engkau suapkan ke mulut istrimu." Aku
berkata, "Ya Rasulullah, apakah aku ditinggalkan (di Makkah) sesudah kawan-kawanku
(berhijrah)?" Rasulullah saw menjawab, "Sesungguhnya engkau tidak ditinggal
lalu engkau beramal dengan suatu amal yang ditujukan untuk mencari keridhaan Allah
melainkan dengannya engkau akan bertambah derajat dan pangkatmu. Barangkali engkau
tertinggal ini akan mendatangkan manfaat bagi orang banyak dan mendatangkan kerugian
bagi lainnya." Kemudian Rasulullah saw berdo'a, "Ya Allah teruskanlah
bagi sahabat-sahabatku hijrah mereka dan jangan Engkau kembalikan mereka ke belakang
(ke Mekkah)." Tetapi yang kecewa adalah Sa'ad bin Khaulah yang dikasihi oleh
Rasulullah sawkarena ia meninggal dunia di Makkah.

(Bukhari - Muslim)

24. Dari Abu Sa'id (Sa'ad bin Malik bin Sinan) al-Khudry berkata: Rasulullah saw
bersabda, "Pernah terjadi pada umat terdahulu seseorang yang telah membunuh
sembilan puluh sembilan jiwa kemudian ingin bertaubat maka ia pun mencari seorang
alim lalu ditunjukkan kepadanya seorang pendeta maka ia pun bertanya, "Sesungguhnya
saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa apakah ada jalan bagiku untuk
bertaubat?" Jawab pendeta, "Tidak ada" Seketika pendeta itupun
dibunuhnya sehingga genaplah seratus orang yang telah dibunuhnya. Kemudian ia
mencari orang alim lainnya dan ketika telah ditunjukkan iapun menerangkan bahwa
ia telah membunuh seratus orang apakah ada jalan untuk bertaubat? Jawab si alim,
"Ya, ada dan siapakah yang dapat menghalangimu untuk bertaubat? Pergilah
ke dusun itu karena di sana banyak orang-orang yang taat kepada Allah. Maka berbuatlah
sebagaimana perbuatan mereka dan jangan kembali ke negerimu ini karena negerimu
ini adalah tempat penjahat." Maka pergilah orang itu tetapi di tengah perjalanan
mendadak ia mati. Maka bertengkarlah Malaikat rahmat dengan Malaikat siksa. Malaikat
rahmat berkata, "Ia telah berjalan untuk bertaubat kepada Allah dengan sepenuh
hatinya." Malaikat siksa berkata, "Ia belum pernah berbuat kebaikan
sama sekali." Maka datanglah seorang Malaikat berupa manusia yang menjadi
juru penengah (hakim) di antara mereka. Ia berkata, "Ukur saja jarak antara
dusun yang ditinggalkan dan yang dituju maka kemana ia lebih dekat, masukkanlah
ia kepada golongan orang sana. Maka diukurlah kedua jarak itu dan ternyata lebih
dekat kepada dusun orang-orang baik yang dituju, kira-kira terpaut sejengkal.
Maka dipeganglah ruhnya oleh Malaikat rahmat."

(Bukhari - Muslim)

25. Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Tidak
seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu' dan shalat dengan
khusyu' dan memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah
lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa."


(Muslim)

26. Dari Imran bin Hushain ra., Rasulullah saw bersabda: "Ada 70.000 orang
dari umatku yang masuk surga tanpa hisab." Para sahabat bertanya, "Siapakah
mereka, ya Rasulullah?" Rasulullah saw bersabda, "Mereka adalah orang
yang tidak beristirqa' (meminta pengobatan dengan cara jampi-jampi) tidak bertathayyur
(menggantungkan nasib kepada terbangnya burung), tidak melakukan pengobatan dengan
cara membakar bagian yang sakit dengan besi panas membara dan orang-orang yang
bertawakkal kepada Rabb mereka."

(Muslim)

27. Dari Abdillah bin Mas'ud ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, "Orang yang
mempunyai sifat sombong sedikit saja di dalam hatinya tidak akan masuk surga."
Seseorang berkata, "Bagaimana halnya ihwal seseorang yang mempunyai pakaian-pakaian
yang indah dan sepatu-sepatu yang indah?" Rasulullah saw bersabda, "Allah
itu indah dan Allah menyukai keindahan (Seseorang tidak disebut sombong jika ia
mempercantik dirinya). Kesombongan terletak pada penolakan terhadap kebenaran
danmemandang orang lain rendah."

(Muslim)

28. Dari Abu Hurairah (Abdurrahman bin Shaher) r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
"Shalat berjama'ah pahalanya melebihi shalat sendirian baik di tempat pekerjaan
atau di rumah, dua puluh lima derajat. Yang demikian itu karena jika seseorang
telah menyempurnakan wudhu kemudian pergi ke masjid tanpa tujuan lain selain shalat
maka tidak bertindak selangkah melainkan diangkat sederajat dan dihapuskan daripadanya
satu dosa hingga masuk ke masjid. Apabila telah berada di dalam masjid maka ia
dianggap mengerjakan shalat selama ia masih menantikan shalat (selama bertahan
karena menunggu shalat) dan Malaikat memohonkan rahmat atau mendoakan seseorang
selama ia dalam majelis shalatnya. Malaikat berdoa, Ya Allah, kasihanilah dia;
ya Allah, ampunilah dia; ya Allah, maafkanlah dia. Demikian itu selama ia tidak
mengganggu dan belum berhadats di tempat itu."

(Bukhari - Muslim)

29. Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya
Allah mencatat segala hasanat (kebaikan) dan sayyiat (kejahatan) kemudian menjelaskan
keduanya maka barangsiapa yang berniat akan melakukan kebaikan lalu dikerjakannya
maka akan dicatat untuknya sepuluh hasanat mungkin ditambah hingga tujuh ratus
kali lipat atau lebih dari itu.Dan apabila ia berniat akan melakukan sayyiat (kejahatan)
lalu tidak dikerjakannya maka Allah mencatat baginya satu hasanat dan jika niat
itu dilaksanakannya maka ditulis baginya satu sayyiat."

(Bukhari - Muslim)

30. Dari Abi Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Lazimnya,
seseorang mengawini seorang wanita karena empat alasan: karena kekayaannya; karena
martabat keluarganya; karena kecantikannya dan karena kesalehannya. Lebih baik
pilihlah ia karena kesalehannya. Semoga engkau tetap rendah hati."

(Bukhari)

31. Dari Adiyyi bin Hatim ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Bersedekahlah
supaya engkau diselamatkan dari api neraka walaupun hanya sebagian dari sebuah
kurma."

(Bukhari)

32. Dari Abi Hurairah ra. menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Saya
bersaksi dengan nama Allah, ia bukan orang yang beriman. Saya bersaksi dengan
nama Allah, ia bukan orang yang beriman.

33. Dari Abi Hurairah ra. menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda,"Malanglah
ia, malanglah ia, malanglah ia. Seorang yang hidup cukup lama menyaksikan hari
tua ibu-bapaknya, tetapi gagal memperoleh surga (dengan jalan mengkhidmati mereka)."


(Muslim)

34. Dari Abi Sa'id Al-Khudri ra. telah berkata: Aku telah dengar Rasulullah saw
bersabda: "Barang siapa diantaramu melihat kemungkaran hendaklahia merobahnya
dengan tangannya, jika ia tak sanggup maka dengan lidahnya dan jika tak sanggup
maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman."

(Muslim)

35. Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
berbuat zhalim kepada saudaranya yang seiman dari hartanya atau sebagian dari
itu, maka henndaklah ia menyelesaikannya pada hari ini (di dunia) sebelum datang
hari dimana dinar dan dirham tidak memberi manfaat apa-apa.Bila ia mempunyai amal
shaleh maka amal tersebut diberikan kepada saudaranya yang dizhaliminya. Namun
jika ia tidak memiliki amal shaleh maka dosa yang dizhaliminya, ditimpakan kepadanya."


(Bukhari - Muslim, Tirmidzi dan Abu Daud)

36. Dari Sahl bin Sa'ad ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, "Aku dan orang
yang menanggung anak yatim di surga seperti ini (beliau mengisyaratkan kedua jari
telunjuknya danjari tengah sambil membuka keduanya)

(Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi)

37. Dari Nu'man bin Basyir ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Adzab neraka
yang paling ringan pada hari kiamat ialah seorang laki-laki diletakkan diujung
kedua tongkaknya dua bara api dengan panas yang menjadikan otaknya mendidih, dimana
ia tidak melihat ada orang lain yang mendapat adzab lebih berat darinya, padahal
itu adzab neraka yang paling ringan."

(Muttafaq 'Alaih)

38. Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda,
"Terjadi di masa dahulu sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa
bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam gua itu,
ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas bukit dan menutup pintu gua itu sehingga
mereka tidak dapat keluar. Maka berkatalah mereka, "Sungguh tidakada yang
dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika kalian bertawassul kepada
Allah dengan amal-amal shalehyang pernah kalian lakukan dahulu." Maka seorang
dari mereka berdoa, "Ya Allah, dahulu saya mempunyaiayah dan ibu dan sudah
menjadi kebiasaanku tidak memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum keduanya
(ayah dan ibu), baik kepada keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada suatu
hari saya agak jauh menggembala ternak sehingga saya terlambat tidak kembali kepada
keduanya hingga malam hari dan ketika itu ayah bundaku telah tidur. Maka saya
terus memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk membangunkan keduanya tetapi
saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum ayah bundaku.
Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah keduanya dan minum
susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu anak-anakku juga menangis meminta
susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika saya lakukan itu benar-benar karena mengharapkan
keridhaan-Mu maka lepaskanlah kami dari kesulitan ini. Maka bergeserlah batu itu
sedikit hanya saja mereka belum dapat keluar dari gua tersebut. Lalu orang yang
kedua berdoa, "Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta pada anak gadis pamanku.
Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan ingin berzina dengannya tetapi ia
selalu menolak hingga terjadilah pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang
minta bantuan kepadaku. Maka saya berikan padanya uang seratus dua puluh dinar
dengan janji bahwa ia akan menyerahkan kegadisannya kepadaku malam harinya. Kemudian
ketika saya telah berada di antara kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah
kepada Allah dan jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang halal.
Maka saya segera bangun daripadanya padahal saya masih menginginkannya dan saya
tinggalkan dinar emas yang telah saya berikan kepadanya itu. Ya Allah, bila saya
berbuat itu semata-mata karenamengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah kami
dari kemalangan ini." Maka bergeserlah batu itu sedikit tetapi mereka belum
juga dapat keluar daripadanya. Lalu berdoalah orang yang ketiga, "Ya Allah,
saya dahulu menjadi majikan yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada suatu
hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari mereka
yang tidak sabar menunggu lalu segera pergi dan meninggalkan upahnya terus pulang
ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya perniagakan upah itu hingga bertambah
dan berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak. Kemudian setelah berselang waktu
cukup lama, buruh itu datang kembali dan berkata, "Hai hamba Allah berikan
kepadaku upahku yang dahulu itu."Aku menjawab, "Semua kekayaan di depanmu
yang berupa unta, lembu, kambing dan budak penggembalanya itu adalah upahmu."
Orang itu berkata, "Hai hamba Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan aku."
Aku menjawab, "Aku tidak mengolok-olokkan kamu." Maka diambilnya semua
yang saya sebutkan itu dan tidak ditinggalkan seekor pun daripadanya. "Ya
Allah, jika saya berbuat itu karena mengharapkan keridhaan-Mu maka bebaskanlah
kami dari kesempitan ini." Tiba-tiba batu itupun bergeser lagi sehingga mereka
dapat keluar dengan selamat."

(Bukhari - Muslim)

39. Dari Atha' bin Abi Rabah berkata: Ibnu 'Abbas r.a. berkata, "Sukakah
saya tunjukkan kepadamu seorang wanita ahli syurga?" Saya menjawab, "Baiklah."
Berkata Ibnu 'Abbas, "Itulah wanita yang hitam." Pada suatu hari ia
datang kepada Rasulullah saw dan berkata, "Ya Rasulullah, saya berpenyakit
ayan hingga terbuka aurat maka doakan kepada Allah untuk kesembuhanku." Rasulullah
saw menjawab, "Jika engkau sabar engkau akan mendapat surga dan jika engkau
tetap meminta aku, aku doakan, akupun tidak keberatan." Wanita itu menjawab,
"Saya akan sabar tetapi doakan supaya tidak sampai terbuka aurat saya."


(Bukhari - Muslim)

40. Dari Abdullah bin 'Abbas dan Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
"Andaikan seorang anak Adam (manusia) mempunyai satu lembah dari emas pasti
ia ingin mempunyai dua lembah dan tidak ada yang dapat menutup mulutnya (menghentikan
kerakusannya kepada dunia) kecuali tanah (maut). Dan Allah berkenan memberi taubat
kepada siapa yang bertaubat."

(Bukhari - Muslim)

41. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Allah tertawa
melihat dua orang yang telah bunuh membunuh dan keduanya masuk surga. Seorang
pejuang berjuang di jalan Allah (Fisabilillah) lalu terbunuh kemudian yang membunuh
masuk Islam dan ikut berjihad Fisabilillah sehingga mati syahid terbunh pula."


(Bukhari - Muslim)

42. Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, "Hak kewajiban seorang
muslim atas muslim lainnya ada lima. Pertama menjawab salam. Kedua menjenguk yang
sakit. Ketiga mengantar jenazah. Keempat memenuhi undangan. Kelima mendo'akan
orang yang bersin."

(Muttafaq 'Alaih)

43. Dari Sahl bin Hanif bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa meminta
mati syahid kepada Allah dengan jujur, pasti akan Allah sampaikan ia ke tingkat
para syuhada sekalipun mati di atas tempat tidur."

(Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)

44. Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda, "Setiap anggota
badan manusia wajib atasnya sedekah, setiap hari bila terbit matahari engkau damaikan
antara dua orang yang berselisih, itu adalah sedekah dan menolong orang berkenaan
dengan kendaraannya, engkau mengangkatnya atau mengangkat barang-barangnya ke
atas kendaraannya, itu adalah sedekah dan setiap langkah untuk shalat adalah sedekah.
Dan menyingkirkan sesuatu rintangan dari jalan adalah sedekah."

(Bukhari - Muslim)

45. Dari Abdillah bin 'Amr bin Al-'Ash ra. bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa
yang memiliki empat sifat maka ia munafik murni dan barangsiapa memiliki satu
darinya, berarti ia mempunyai satu sifat munafik, yaitu jika diberi amanat ia
berkhianat, bila bicara ia dusta, jika berjanji ia mengingkari dan jika bersengketa
ia membongkar rahasia terdahulu."

(Bukhari - Muslim)

46. Dari Utsman bin Affan ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Orang
yang terbaik dari antaramu ialah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya
kepada orang lain."

(Bukhari)

47. Dari Anas r.a. berkata, Nabi saw masuk masjid tiba-tiba beliau menemukan tali
yang terulur di antara dua tiang. Nabi saw bertanya, "Tali apakah ini?"
Jawab orang banyak, "Tali kepunyaan Zainab kalau ia merasa capai berdiri
shalat, ia berpegangan dengannya." Maka Nabi saw bersabda, "Lepaskan
tali itu. Hendaklah shalat dilakukan dalam keadaan tangkas, cekatan dan apabila
letih (mengantuk) hendaklah tidur."

(Bukhari - Muslim)

48. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jika mengantuk salah
seorang dari kamu dalam mengerjakan shalat hendaklah ia tidur sehingga hilang
rasa kantuknya. Sesungguhnya jika seseorang mengerjakan shalat dengan mengantuk,
jangan-jangan ia akan membaca istighfar lalu mengigau mengumpat dirinya sendiri."


(Bukhari - Muslim)

49. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Biarkanlah selama
aku membiarkan kamu dalam kebebasanmu. Maka sesungguhnya penyebab kebinasaan umat
terdahulu sebelummu adalah karena mereka banyak bertanya dan menyalahi Nabi-nabi
mereka. Maka apabila aku mencegahmu dari sesuatu perkara, tinggalkanlah perkara
itu dan jika aku perintahkan sesuatu perkara, kerjakanlah sekuat tenagamu."


(Bukhari - Muslim)

50. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Semua umatku
selamat kecuali orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa (mujaharah). Dan
termasuk mujaharah adalah orang yang berbuat di waktu malam yang gelap kemudian
pagi harinya diceritakan pada orang lain padahal semalaman itu Allah menutupinya
sedangkan pagi harinya ia membuka sendiri apa yang ditutupi oleh Allah."


(Bukhari - Muslim)

51. Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a. dari Nabi saw, beliau bersabda, "Apabila
salah seorang kamu membelanjai istrinya dengan mengharapkan pahala maka tercatat
baginya sebagai sedekah."

(Bukhari - Muslim)

52. Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Ya Allah,sesungguhnya tidak
ada kehidupan yang sebenarnya kecuali kehidupan akhirat."

(Bukhari - Muslim)

53. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Bukanlah kekayaan
itu karena banyaknya harta benda tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan
hati."

(Bukhari - Muslim)

54. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Pada hari kiamat
seorang Mu'min didekatkan kepada Tuhan dengan dinaungi oleh rahmat-Nya, kemudian
ditanya, "Tahukah kamu dosa ini? Tahukah kamu dosa itu?" Jawabnya, "Ya,
saya tahu." Maka Allah berfirman, "Aku telah menutupi atasmu dunia dan
kini aku mengampuninya darimu." Kemudian diberikan kepadanya suratan amal
kebaikannya."

(Bukhari - Muslim)

55. Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Ada tiga perkara yang barangsiapa
memilikinya akan merasakan kelezatan iman yaitu jika ia mencintai Allah dan Rasulullah
melebihi cintanya kepada yang lain; Jika ia mencintai sesama manusia semata-mata
karena Allah dan jika ia enggan kembali kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya,
sebagaimana ia enggan dimasukkan ke dalam neraka."

(Bukhari - Muslim)

56. Dari 'Ubadah bin ash Shamit r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
percaya bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Nabi Muhammadadalah hamba dan
utusan-Nya dan bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya dan kalimat-Nya
yang diturunkan kepada Maryam dan ruh daripada-Nya dan bahwa surga itu benar adanya
(haq) maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dengan amal perbuatannya
(yang baik) seberapa pun adanya."

(Bukhari - Muslim)

57. Abu Hurairah r.a. telah mendengar Nabi saw bersabda, "Ada tiga orang
dari Bani Israil yaitu si Belang, si Botak dan si Buta ketika Allah akan menguji
mereka, Allah mengutus Malaikat berupa manusia. Maka datanglah Malaikat itu kepada
orang yang belang dan bertanya, "Apakah yang kau inginkan?" Jawabnya,
"Kulit dan rupa yang bagus serta hilangnya penyakit yang menyebabkan orang-orang
jijik kepadaku." Maka diusaplah orang itu oleh Malaikat. Seketika itu juga
hilanglah penyakitnya dan berganti rupa dan kulit yang bagus, kemudian ditanya
lagi, "Kekayaan apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Unta."
Maka diberinya seekor unta yang bunting sambil didoakan, BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA
(Semoga Allah memberkahimu pada kekayaanmu itu)." Kemudian datanglah si Malaikat
itu kepada si Botak dan bertanya, "Apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya,
"Rambut yang bagus dan hilangnya penyakitku yang menyebabkan kehinaan pada
pandangan orang." Maka diusaplah orang botak itu lalu seketika itu juga tumbuhlah
rambut yang bagus. Kemudian ditanya lagi, "Kini kekayaan apa yang engkau
inginkan?" Jawabnya, "Lembu." Maka diberinya seekor lembu yang
bunting sambil didoakan, "BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu
pada kekayaanmu itu)." Lalu datanglah Malaikat itu kepada si Buta dan bertanya,
"Apakah yang engkau inginkan?" Jawabnya, "Kembalinya penglihatan
mataku supaya aku dapat melihat orang." Maka diusaplah matanya sehingga dapat
melihat kembali. Selanjutnya dia ditanya pula, "Kekayaan apa yang engkau
inginkan?" Jawabnya, "Kambing." Maka diberinya seekor kambing yang
bunting sambil didoakan "BAARAKALLAAHU LAKA FIIHAA (Semoga Allah memberkahimu
pada kekayaanmu itu)."

Beberapa tahun kemudian setelah masing-masing mempunyai daerah tersendiri yang
penuh dengan unta, lembu dan kambing, datanglah Malaikat itu dalam rupa seorang
yang miskin seperti keadaan si Belang dahulu pada waktu ia belum sembuh dan kaya.
Malaikat itu berkata, "Saya seorang miskin yang telah terputus hubungan dalam
perjalananku ini maka tidak ada yang dapat mengembalikan aku kecuali dengan pertolongan
Allah dan bantuanmu. Maka saya mengharap, demi Allah yang memberi rupa dan kulit
yang bagus, satu unta saja untuk meneruskan perjalananku ini." Jawab si Belang,
"Masih banyak hak orang lain padaku, aku tidak dapat memberimu apa-apa, mintalah
saja di lain tempat." Malaikat berkata, "Rasa-rasanya aku pernah berjumpa
denganmu, bukankah engkau si Belang dahulu yang dijijiki orang dan seorang miskin
kemudian Allah memberimu kekayaan?" Jawab si Belang, "Saya telah mewarisi
kekayaan orang tuaku." Malaikat berkata, "Jika engkau berdusta maka
semoga Allah mengembalikan keadaanmu seperti dahulu." Kemudian pergilah malaikat
itu kepada si Botak dengan menyamar seperti keadaan si Botak dahulu dan berkata
pula padanya sebagaimana yang dikatakan kepada si Belang, namun ternyata mendapat
jawaban seperti jawaban si Belang, hingga karenanya didoakan, "Jika engkau
berdusta maka semoga engkau kembali seperti keadaanmu semula." Akhirnya datanglah
Malaikat itu kepada si Buta dengan menyamar seperti keadaan si Buta dahulu semasa
ia miskin dan berkata, "Saya seorang miskin dan perantau yang telah putus
hubungan dalam perjalanan, tidak dapat meneruskan perjalanan kecuali dengan pertolongan
Allah dan bantuanmu. Aku minta demi Allah yang mengembalikan pandangan matamu,
satu kambing saja untuk meneruskan

perjalananku ini." Jawab si Buta, "Dahulu aku memang buta lalu Allah
mengembalikan penglihatanku maka kini ambillah sesukamu, aku tidak akan memberatkan
sesuatu pun kepadamu yang engkau ambil karena Allah." Maka berkata Malaikat,
"Jagalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu telah diuji maka Allah ridha kepadamu
dan murka kepada kedua temanmu itu."

(Bukhari - Muslim)

58. Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Janganlah seorang dari
kamu mengharap-harapkan maut disebabkan oleh penderitaan yang dialaminya maka
jika harus terpaksa berkata, ucapkanlah, ALLAAHUMMA AHYINII MAAKAANATIL HA AATU
KHAIRAN LII WA TAWAFFANII IDZAA KAANATIL WAFAATU KHAIRAN LII (Ya Allah, hidupkanlah
aku selama hidup ini lebih baik bagiku dan matikanlah aku apabila mati itu lebih
baik bagiku)."

(Bukhari - Muslim)

59. Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: Ketika selesai perang Hunain, Rasulullah
saw mengutamakan pembagian ghanimah kepada beberapa orang terkemuka dari bangsa
Quraisy yang baru masuk Islam maka diberikan seratus unta kepada al-Aqra' bin
Habis dan seratus ekor unta untuk Uyainah bin Hishn dan beberapa orang lainnya
dari pemuka bangsa Quraisy sehingga ada seseorang berkata, "Demi Allah, pembagian
ini tidak adil dan tidak karena Allah." Ibnu Mas'ud berkata, "Demi Allah,
akan saya sampaikan perkataan itu kepada Rasulullah saw." Maka saya segera
pergi memberitahukan hal itu kepada Rasulullah saw, kemudian beliau berkata, "Siapakah
yang adil, jika Allah dan Rasulullah dianggap tidak adil?" Kemudian beliau
berdoa, "Semoga Allah tetap merahmati Musa, sesungguhnya ia telah memperoleh
gangguan lebih banyak dari ini tetapi sabar." Ibnu Mas'ud berkata, "Saya
pasti tidak akan menyampaikan suatu berita seperti itu lagi kepada Rasulullah
saw sesudah kejadian ini."

(Bukhari - Muslim)

60. Dari Sulaiman bin Shurad r.a. berkata: ketika saya duduk bersama Rasulullah
saw, tiba-tiba ada dua orang saling memaki sedang salah satu telah merah wajahnya
dan tegang pula urat lehernya maka Rasulullah saw bersabda, "Saya mengetahui
suatu kalimat yang apabila kalimat itu dibaca, pasti hilang apa yang dirasakannya
yaitu A'UDZUBILLAAHI MINASYSYAITHOONIR RAJIIM."

(Bukhari - Muslim)

61. Dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Akan
terjadi sepeninggalku sifat monopoli (mementingkan diri sendiri) dan beberapa
kemungkaran." Sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana pesan tuan
kepada kami menghadapi hal itu?" Nabi saw bersabda, "Tunaikanlah kewajibanmu
dan mintalah kepada Allah untuk mendapatkan hakmu."

(Bukhari - Muslim)

62. Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Telah
ditunjukkan kepadaku keadaan umat yang dahulu hingga aku melihat seorang Nabi
dengan rombongan yang kecil dan ada Nabi yang mempunyai pengikut satu dua orang
bahkan ada Nabi yang tidak ada pengikutnya. Tiba-tiba terlihat olehku rombongan
yang besar, saya kira itu umatku maka diberitahu kepadaku bahwa itu Nabi Musa
dan kaumnya tetapi lihatlah ke ufuk kanan dan kirimu. Tiba-tiba di sana aku melihat
rombongan yang besar sekali. Dikatakan kepadaku: Itulah umatmu dan di samping
mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa perhitungan (hisab)."
Setelah itu Nabi bangun dan masuk ke rumahnya sehingga para sahabat saling memperbincangkan
orang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat, "Mungkin
mereka adalah sahabat-sahabat Nabi saw." Ada pula yang berpendapat, "Mungkin
mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah." dan
berbagai pendapat lainnya yang mereka sebutkan. Kemudian Rasulullah saw kembali
dan bertanya, "Apa yang sedang engkau bicarakan?" Mereka memberitahukan
segala pembicaraan mereka maka Rasulullah saw bersabda, "Mereka yang tidak
pernah menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan perantaraan
burung dan kepada Tuhan mereka selalu berserah diri (tawakal). Maka bangunlah
'Ukkasyah bin Mihshan dan berkata, "Ya Rasulullah, doakan semoga Allah memasukkan
aku dari golongan mereka." Nabi saw menjawab, "Engkau termasuk golongan
mereka." Kemudian berdiri orang lain, izin dan berkata, "Doakan semoga
Allah menjadikan aku dari golongan mereka." Nabi saw menjawab, "Engkau
telah didahului oleh 'Ukkasyah."

(Bukhari - Muslim)

63. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Ketika Nabi saw masuk ke rumah kami bertepatan
dengan adanya seorang wanita maka Nabi saw bertanya, "Siapakah wanita itu?"
Jawab 'Aisyah, "Ini Falunah yang terkenal ibadah shalatnya banyak sekali."
Maka Nabi saw bersabda, "Ah (kata yang menyatakan kurang senang), hendaklah
ia mengerjakan menurut kadar kemampuannya dengan tidak memaksakan diri maka Allah
tidak akan jemu (bosan) menerima amalmu sehingga kamu sendiri yang jemu beramal
dan perilaku agama yang disukai Allah ialah yang dikerjakan terus-menerus."


(Bukhari - Muslim)

64. Dari Abu Musa r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan tuntunan
hidayah dan ilmu yang diutuskan Allah kepadaku adalah bagaikan hujan yang turun
ke bumi. Ada tanah yang subur menerima air dan menumbuhkan tanaman dan rumput
yang banyak dan ada yang keras tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan. Demikianlah contoh orang yang mengerti agama Allah lalu belajar
dan mengajar dan orang yang tidak dapat menerima sama sekali petunjuk ajaran Allah
yang diutuskan kepadamu."

(Bukhari - Muslim)

65. Dari 'Utban bin Malik r.a. berkata: Ketika Nabi saw selesai shalat beliau
bertanya, "Dimanakah Malik bin al-Dakhsyum?" Dijawab oleh seseorang,
"Dia itu munafik, tidak suka Allah dan Rasulullah." Maka Nabi saw bersabda,
"Jangan berkata demikian, tidakkah engkau tahu bahwa ia telah mengucapkan
LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah? dan Allah telah mengharamkan
api neraka kepada siapa yang mengucapkanLAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena
Allah."

(Bukhari - Muslim)

66. Dari Abu Zaid (Usamah) bin Zaid Haritsah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
"Seseorang dihadapkan di hari kiamat kemudian dilemparkan ke dalam neraka
maka keluar usus perutnya lalu berputar-putar di dalam neraka bagaikan himaryang
berputar di sekitar penggilingan. Maka kerumunan ahli neraka padanya sambil bertanya,
"Hai Fulan, mengapakah engkau, bukankah engkau dahulu yang menganjurkan kebaikan
dan mencegah kemunkaran?" Jawabnya, "Benar, aku dahulu menganjurkan
kebaikan, tetapi tidak saya kerjakan dan mencegah kemunkaran tetapi saya kerjakan."


(Bukhari - Muslim)

67. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang
merasa pernah berbuat aniaya terhadap saudaranya baik menyangkut kehormatan, harta
atau lainnya hendaklah ia segera meminta halal (maaf)nya sekarang juga sebelum
datang suatu hari yang ketika itu tidak ada harta dinar atau dirham. Jika ia mempunyai
amal shaleh maka akan diambil menurut penganiayaannya dan jika tidak mempunyai
hasanat (kebaikan) maka akan diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk
ditangguhkan kepadanya."

(Bukhari - Muslim)

68. Dari An-Nu'man bin Basyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan
orang-orang Mu'min dalam cinta mencintai, kasih mengasihi dan rahmat merahmati
adalah bagaikan satu badan, apabila salah satu anggotanya menderita sakit maka
menjalarkan penderitaan itu ke seluruh badan hingga tidak dapat tidur dan panas."


(Bukhari - Muslim)

69. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang
menyantuni janda dan orang miskin adalah bagaikan orang yang berjihad fi sabilillah
bahkan seperti orang yang tidak pernah berhenti puasa dan bagun shalat malam."


(Bukhari - Muslim)

70. Dari Jundub bin Abdullah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
memperdengarkan amalnya kepada orang lain maka Allah akan

mempermalukannya di hari kiamat dan barangsiapa yang memperlihatkan amalnya kepada
orang lain maka Allah akan membalas riya'nya itu."

(Bukhari - Muslim)

71. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tinggalkan
tujuh dosa yang akan membinasakan." Sahabat bertanya, "Apakah itu, ya
Rasulullah?" Nabi saw menjawab, "Menyekutukan Allah, Sihir (tenung),
membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan hak, memakan riba,
memakan harta anak yatim, melarikan diri pada waktu perang, menuduh wanita Mu'minat
yang sopan dengan tuduhan berzina."

(Bukhari - Muslim)

72. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang perempuan
disiksa karena kucing yang dikurungnya hingga mati maka ia dimasukkan ke dalam
neraka disebabkan ia tidak memberi makan dan minum ketika mengurungnya dan tidak
pula melepaskannya agar memakan binatang-binatang melata di bumi."

(Bukhari - Muslim)

73. Dari Ibnu Mas'ud r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Mencaci maki
seorang Muslim adalah fasiq (melanggar agama) dan memerangi seorang Muslim adalah
kafir."

(Bukhari - Muslim)

74. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
menuduh hamba sahayanya berzina maka ia akan dihukum dera pada hari kiamat kecuali
jika benar tuduhannya."

(Bukhari - Muslim)

75. Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw berjalan melalui dua kuburan
maka beliau bersabda, "Sesungguhnya kedua orang dalam kubur ini sedang disiksa
padahal keduanya tidak disiksa karena perkara yang besar. Adapun yang satu maka
ia biasa berjalan mengadu domba sedang yang kedua tidak menyelesaikan kencingnya
(tidak membersihkan bekas kencingnya)

(Bukhari - Muslim)

76. Dari Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan masuk
surga orang yang suka mengadu domba."

(Bukhari - Muslim)

77. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
percaya kepada Allah dan hari kemudian hendaklah ia berkata baik atau diam."


(Bukhari - Muslim)

78. Dari Abu Musa r.a. berkata: Saya bertanya, "Ya Rasulullah siapakah diantara
kaum Muslimin yang paling utama?" Nabi saw menjawab, "Siapa yang selamat
semua orang Islam dari (kejahatan) LIDAH DAN TANGANNYA."

(Bukhari - Muslim)

79. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sungguh ada
kalanya seorang hamba berbicara sepatah kata yang tidak diperhatikan maka tiba-tiba
ia tergelincir ke dalam neraka oleh sebab kalimat itu, lebih jauh dari jarak antara
timur dan barat."

(Bukhari - Muslim)

80. "Tiga hal yang apabila seseorang berada di dalamnya akan merasakan manisnya
iman. Pertama apabila orang itu mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya
kepada yang lain."

(Muttafaq 'alaih)

81. "Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya, tidak sempurna iman seseorang
di antara kamu sampai aku lebih dicintai olehnya melebihi bapak dan anaknya."


(Muslim)

82. "Barangsiapa yang berada dalam keadaan aman di tengah kaumnya, sehat
tubuhnya, ada yang akan dimakan hari itu maka sepertinya dunia telah digiring
kepadanya dengan segala isinya."

(Tirmidzi)

83. "Bila kamu hendak tidur, berwudhulah kamu sebagaimana kamu berwudhu untuk
shalat dan miringkanlah badanmu pada sisi sebelah kanan."

(Muttafaq 'alaih)

84. Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw ketika menjelang tidur beliau
berdoa, "Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan menjaga kita
serta mencukupi segala kebutuhan kita betapa banyak orang yang tidak tercukupi
kebutuhannya dan tidak punya tempat tinggal."

(Muslim)

85. Dari Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan masuk
surga orang yang dihatinya ada setitik kesombongan."

(Muslim)

86. Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Ketika
seseorang berjalan dengan sombongnya dan takjub kepada dirinya sendiri dan dengan
rambut yang disisir, berlagak dalam jalannya maka Allah tiba-tiba membenamkannya
ke tanah sehingga turun dan tenggelam sampai hari kiamat."

(Muttafaq 'alaih)

87. "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah dia
menghormati tamunya, hak tamu sebagai hadiah adalah sehari semalam. Dan hak orang
bertamu itu selama tiga hari, selebihnya adalah sedekah. Dan tidak boleh melakukan
sesuatu yang membuat kesal tuan rumah."

(Bukhari)

88. "Senyumanmu ketika bertemu saudaramu adalah sedekah."

(Tirmidzi)

89. Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw pernah melihat sahabat memakai cincin
emas, lalu beliau mencopot dan membuangnya, lalu berkata, "Seseorang di antara
kalian telah memasang bara api neraka ditangannya."

(Muslim)

90. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Demi Allah,
aku mohon ampun dan bertobat lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari."

(Bukhari)

91. "Orang yang kikir adalah orang yang apabila aku disebut dihadapannya,
orang itu tidak mau bershalawat kepadaku."

(Tirmidzi)

92. "TIdak berkumpul satu kaum dalam majelis dan tidak disebut di dalamnya
nama Allah serta tidak bershalawat kepada nabinya kecuali ditimpakan kepada mereka
kebohongan. Kalau Allah menghendaki mereka akan disiksa dan kalau Dia berkehendak
mereka diampuni."

(Tirmidzi)

93. Dari Mu'adz r.a. berkata: Rasulullah saw mengutus saya sebagai gubernur di
negeri Yaman maka Rasulullah saw berpesa kepadaku, "Engkau akan menghadapi
kaum ahli kitab maka ajaklah mereka kembali kepada kalimat Syahadat bahwa tidak
ada Tuhan kecuali Allah dan aku adalah Rasulullah. Jika mereka telah menurut kepada
ajakan itu, beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka mengerjakan
shalat lima kali sehari semalam dalam lima waktu. Jika mereka telah taat, beritahukanlah
bahwa Allah mewajibkan mereka mengeluarkan zakat (sedekah) yang diambil dari orang-orang
kaya dan diberikan kepada fakir miskin. Jika mereka telah menaati itu maka berhati-hatilah
kamu dari kekayaan mereka terutama yang benar-benar mereka sayangi dan takutlah
kamu dari doa orang yang teraniaya karena tidak ada dinding antara doa itu dengan
Allah."

(Bukhari - Muslim)

94. Dari Abu Humaid (Abdurrahman) bin Sa'ad Saldy r.a. berkata: Rasulullah saw
mengangkat Ibnu al-Lutbiyah dari suku al-Azd untuk mengumpulkan zakat dan ketika
ia telah kembali kepada Rasulullah, ia berkata, "Yang ini untukmu dan yang
ini saya terima sebagai hadiah dari orang-orang." Maka Rasulullah saw segera
naik ke atas mimbar dan setelah memuji syukur kepada Allah, beliau berkata, "Amma
ba'du, adapun saya mengangkat seseorang untuk suatu tugas yang diberikan. Ini
bagianmu dan ini saya sendiri telah mendapat hadiah dari orang-orang. Mengapakah
ia tidak duduk-duduk saja di rumah ibu atau ayahnya sehingga datang hadiah itu
kepadanya jika memang benar-benar demikian. Demi Allah tidak ada seorang yang
mengambil sesuatu yang bukan haknya kecuali pasti akan dipikulnya di hari kiamat.
Maka saya akan ketahui seseorang yang memikul unta atau lembu atau kambing yang
mengembik." Kemudian Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya sehingga terlihat
putih ketiaknya sambil bersabda, "ALLAHUMMA HAL BALLAGHTU (Ya Allah, saya
telah menyampaikan)."

(Bukhari - Muslim)

95. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jika salah
seorang kamu mengerjakan shalat mengimami orang banyak maka hendaklah ia meringankan
karena mungkin diantara makmum ada orang lemah, orang sakit atau orang tua dan
apabila melaksanakan shalat sendirian maka bolehlah memanjangkan sesukanya."


(Bukhari - Muslim)

96. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang Muslim
adalah saudara bagi sesama Muslim yang lain; tidak boleh menganiaya atau membiarkan
dianiaya. Dan barangsiapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan melaksanakan
hajatnya. Dan barangsiapa membebaskan kesusahan seorang Muslim maka Allah akan
membebaskannya di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang Muslim maka
Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat."

(Bukhari - Muslim)

97. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
melapangkan suatu kesukaran dunia pada seorang Mukmin maka Allah akan baginya
kesukaran hari kiamat. Dan barangsiapa meringankan kemiskinan seorang miskin maka
Allah akan meringankan baginya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa menutupi
aib orang Muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah
akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. Dan barangsiapa
menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke
surga. Dan tidak berkumpul suatu kaum dalam Baitullah (masjid untuk membaca dan
mempelajari kitab Allah melainkan diturunkan kepada mereka ketenangan dan diliputi
rahmat, dikerumuni Malaikat dan disebut-sebut oleh Allah di depan para Malaikat-Nya.
Dan barangsiapa yang lambat amal perbuatannya maka tidak dapat dipercepat oleh
nasab (tidak lekas naik derajatnya)."

(Bukhari - Muslim)

98. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak dihalalkan
bagi seorang istri berpuasa sunat ketika suaminya di rumah melainkan dengan izin
suaminya. Dan tidak boleh bagi istri mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya
melainkan dengan izin suaminya."

(Bukhari - Muslim)

99. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Kamu sekalian
adalah pemimpin dan kamu akan ditanya mengenai kepemimpinanmu. Imam (Penguasa)
adalah pemimpin dan akan ditanya mengenai kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah
pemimpin keluarganya dan bertanggung jawab mengenai kepemimpinannya. Istri adalah
pemimpin rumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Pelayan
(buruh) adalah pemeliharaharta majikannya dan akan ditanya mengenai pemeliharaannya.
Maka kamu sekalian adalah pemimpin dan masing-masing bertanggung jawab atas kepemimpinannya."


(Bukhari - Muslim)

100. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-Ash r.a. berkata: Ada seseorang datang menghadap
kepada Rasulullah saw dan berkata, "Saya berbai'at kepadamu, ya Rasulullah,
untuk berhijrah dan berjihad dengan mengharap pahala dari Allah." Rasulullah
saw bertanya, "Apakah ada yang masih hidup salah seorang dari ayah bundamu?"
Orang itu menjawab, "Bahkan keduanya masih hidup." Rasulullah saw bersabda,
"Engkau mengharap pahala dari Allah?" Orang itu menjawab, "Ya."
Nabi saw bersabda, "Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan perbaikilah pelayananmu
kepada keduanya."

(Bukhari - Muslim)

101. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya
perumpamaan sahabat yang baik dan sahabat yang buruk bagaikan pembawa misk (kasturi)
dan peniup api. Maka pembawa misk itu ada kalanya memberi kepadamu atau engkau
memberi kepadanya atau engkau mendapat bau harum daripadanya. Adapun peniup api
maka kalau tidak membakar pakaianmumaka kau akan mendapatkan bau busuk daripadanya."


(Bukhari - Muslim)

102. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,"Aku diperintah
untuk memerangi manusia sehingga mereka mengakui bahwa tidak ada Tuhan yang patut
disembah dengan sesungguhnya kecuali Allah dan bahwa Nabi Muhammad saw adalah
utusan Allah, menegakkan shalat dan mengeluarkan zakat. Maka apabila mereka telah
mengerjakan semua itu, berarti telah terjamin daripadaku darah dan harta mereka
kecuali karena kewajiban Islam dan perhitungan mereka terserah kepada Allah."


(Bukhari - Muslim)

103. Dari Abu Sa'id al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw duduk di atas mimbar
dan kami duduk di sekitanya kemudian Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya di
antara yang aku khawatirkan sepeninggal aku nanti adalah terbuka lebarnya atas
kamu kemewahan dan keindahan dunia."

(Bukhari - Muslim)

104. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Lihatlah kepada
orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat kepada orang yang berada di atasmu
karena yang demikian itu lebih layak supaya kamu tidak meremehkan nikmat Allah
kepadamu."

(Bukhari - Muslim)

105. Dari Hakim bin Hizam r.a. berkata:Rasulullah saw bersabda, "Tangan yang
di lebih baik dari tangan yang di bawah dan dahulukan dalam bersedekah kepada
orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baiknya sedekah adalah yang masih
menyisakan kekayaan. Barangsiapa memelihara kehormatan dirinya, Allah akan memelihara
kehormatan dirinya dan barangsiapa mencukupkan dengan kekayaan yang ada maka Allah
akan mencukupinya."

(Bukhari - Muslim)

106. Dari Umar r.a. berkata: "Saat kami duduk dekat Rasulullah saw di suatu
hari maka tiba-tiba tampaklah oleh kami seorang laki-laki memakai pakaian sangat
putih dan berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya bekas (tanda-tanda) dalam
perjalanan dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya maka duduklah ia
dihadapan Nabi saw lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi saw lalu meletakkan
tangannya di atas paha Nabi saw kemudian ia berkata, "Hai Muhammad, beritahukanlah
padaku tentang Islam!" Maka jawab Rasulullah saw, "Islam yaitu engkau
bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan sungguh Muhammad itu utusan Allah, menegakkan
sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan mengerjakan Hajji ke Baitullah
(Mekkah) jika engkau kuasa menjalaninya." Berkata orang itu, "Benar."
Kami heran, ia bertanya dan ia pula yang membenarkannya. Maka bertanyalagi orang
itu, "Beritahukanlah padaku tentang Iman." Jawab Nabi saw, "Engkau
beriman kepada Allah dan Malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya,
kepada hari Qiamat dan beriman kepada Qadar baik dan yang buruk." Berkatalah
orang itu, "Benar." Bertanya lagi orang itu, "Maka beritahukanlah
padaku tentang Ihsan." Jawab Nabi, "Engkau beribadah (mengabdi) kepada
Allah seakan-akan engkau melihat kepada-Nya, sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya
maka sesungguhnya ia melihat engkau." Tanya orang itu lagi, "Beritahukanlah
aku tentang hari Qiamat." Jawab Nabi, "Orang yang ditanya tidak lebih
tahu dari si penanya." Tanya orang itu lagi, "Beritahukanlah aku tentang
tanda-tandanya." Jawab Nabi, "Diantaranya jika seorang hamba telah melahirkan
majikannya dan jika engkau melihat orang yang tadinya miskin papa, berbaju compang-camping,
sebagai penggembala kambing sudah berkemampuan, berlomba-lomba dalam kemegahan
bangunan." Kemudian pergilah orang tadi. Aku diam tenang sejenak kemudian
Nabi saw berkata, "Wahai Umar tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?"
Jawabku, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Nabi saw berkata, "Dia
itu Jibril datang kepada kalian mengajarkan tentang agama kalian."

(Muslim)

107. Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas'ud r.a. berkata: Bersabda Rasulullah
saw dan dialah yang selalu benar dan dibenarkan, "Sesungguhnya setiap kamu
dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya empat puluh hari berupa nutfah. Kemudian
menjadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi gumpalan
seperti sekerat daging selama itu juga, kemudian diutus kepadanya Malaikat maka
ia meniupkan roh padanya dan ditetapkan empat perkara, ditentukan rizkinya, ajalnya,
amalnya, ia celaka atau bahagia. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain dari
pada-Nya, sungguh seorang di antara kamu ada yang melakukan pekerjaan ahli syurga
sehingga tidak ada antara dia dan syurga itu kecuali sehasta saja maka dahululah
atasnya takdir Allah, lalu ia lakukan pekerjaan ahli neraka maka iapun masuk neraka."
Dan sungguh salah seorang diantara kamu melakukan pekerjaan ahli neraka sehingga
tidak ada antara dia dan neraka kecuali sehasta saja maka dahululah ketentuan
Allah atasnya, lalu ia melakukan pekerjaan ahli syurga maka iapun masuk ke dalam
syurga."

(Bukhari - Muslim)

108. Dari Ummil Mu'minin, ibunya Abdillah, Aisyah r.a. berkata: "Telah bersabda
Rasulullah saw, "Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu yang baru (bid'ah)
dalam urusan (agama) kami ini, yang tidak kami perintahkan maka hal itu ditolak."


(Bukhari - Muslim)

109. Dari Abi Abdillah An-Nu'man bin Basyir r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
"Sungguh sesuatu yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, antara keduanya
ada hal yang samar-samar (syubhat) yang kebanyakan manusia tidak tahu. Maka siapa
yang menjaga dirinya dari syubhat itu maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya
dan siapa yang melakukan perkara syubhat itu maka ia jatuh dalam perkara haram
seperti penggembala di sekeliling tanah larangan (milik orang), lambat laun ia
akan masuk ke dalamnya. Ingatlah setiap raja ada larangannya. Ingatlah bahwa larangan
Allah adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat
daging, jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya dan jika ia rusak maka rusaklah
jasad seluruhnya. Sepotong daging itu adalah hati."

(Bukhari - Muslim)

110. Dari Abi Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari r.a. berkata: Nabi saw bersabda,
"Agama itu adalah nasehat." Kami bertanya, "Untuk siapa ya Rasulullah?"
Rasulullah saw bersabda, "Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Imam-imam Muslimin
dan bagi Muslimin umumnya."

(Muslim)

111. Dari Abi Hurairah Abdir-Rahman bin Shakhr r.a. berkata: Aku telah mendengar
Rasulullah saw bersabda, "Apa-apa yang telah kami larang untukmu maka jauhilah
dan apa-apa yang telah kami perintahkan kepadamu maka kerjakanlah sebisamu. Celakanya
orang-orang sebelum kamu adalah karena banyak pertanyaan dan perselisihan terhadap
Nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh)."

(Bukhari - Muslim)

112. Dari Abi Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah saw dan
kesayangannya berkata: Aku telah hafal sabda dari Rasulullah saw, "Tinggalkanlah
apa-apa yang meragukan kamu, kerjakan apa-apa yang tidak meragukan kamu."


(Tirmidzi - Nasa'i)

113. Dari An-Nawas bin Sam'an r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Kebaikan
itu adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa-apa yang meragukan jiwamu dan
engkau tidak suka dilihat orang lain dalam melakukan hal itu."

(Muslim)

114. Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya
Allah telah memaafkan - karenaku - dari ummatku amal-amal yang khilaf, lupa dan
yang dipaksakan atas mereka."

(Ibnu Majah - Baihaqi-dll)

115. Dari Abi Abbas Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi r.a. berkata: Seorang laki-laki datang
kepada Nabi saw dan berkata, "Wahai Rasulullah! Tunjukkilah aku pada suatu
amal yang jika aku kerjakan, aku dicintai Allah dan dicintai manusia. Maka Rasulullah
saw bersabda, "Zuhudlah engkau akan dunia, pasti Allah mencintai engkau.
Zuhudlah engkau akan apa yang ada pada manusia, pasti manusia mencintai engkau."


(Ibnu Majah-dll)

116. Dari Abi Tsa'labah Al-Khusyani Jurtsum bin Nasyir r.a. berkata: Rasulullah
saw bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mewajibkan beberapa kewajiban
maka janganlah kamu meninggalkannya dan telah menentukan beberapa batas maka janganlah
kamu melampauinya dan telah mengharamkan beberapa perkara maka janganlah kamu
melanggarnya dan Ia telah diam dari beberapa perkara sebab rahmat bagimu bukan
karena lupa maka janganlah kamu mempersoalkannya."

(Ad-Daruquthni-dll)

117. Dari Abi Dzarr Al-Ghoffari r.a. dari Nabi saw yang diriwayatkan dari Allah
Azza wajalla: Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman, "Hai
hamba-Ku! Sesungguhnya Aku haramkan perilaku zhalim atas diri-Ku dan Aku jadikan
di antaramu haram maka janganlah kamu saling menzhalimi. Hai hamba-Ku! Kamu semua
sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk maka hendaklah minta petunjuk
kepada-Ku, pasti Aku beri petunjuk. Hai hamba-Ku! Kamu semuanya lapar kecuali
yang telah Aku beri makan, hendaklah kamu minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberi
makan padamu. Hai hamba-Ku! Kamu semua telanjang kecuali yang telah Aku beri pakaian,
hendaklah kamu minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberi pakaian padamu. Hai
hamba-Ku! Sungguh kalian lakukan kesalahan siang dan malam dan Aku mengampuni
dosa-dosa itu semua maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku akan mengampuni kalian.
Hai hamba-Ku! Sungguh kalian tidak dapat membinasakan Akudan kalian tidak dapat
memberi manfaat kepada-Ku. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan orang yang terakhir
daripadamu, manusia dan jin semuanya, mereka itu berhati taqwa seperti paling
taqwa diantaramu, hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit juga.Hai hamba-Ku!
Jika yang pertama dan terakhir daripadamu, manusia dan jin seluruhnya, mereka
berhati jahat seperti paling jahat diantaramu, itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku
sedikitpun. Hai hamba-Ku! Jika orang terdahulu dan terakhir diantaramu, manusia
dan jin semuanya, mereka berada di bumi yang satu, mereka meminta kepada-Ku maka
Aku berikan setiap orang permintaannya, hal itu tidaklah mengurangi apa yang ada
pada-Ku, melainkan seperti sebatang jarum dimasukkan ke laut. Hai hamba-Ku Sungguh
itu semua amal perbuatanmu. Aku catat semuanya bagimu sekalian kemudian Kami membalasnya.
Maka barangsiapa mendapat kebaikan hendaklah bersyukur kepada Allah dan barangsiapa
mendapat selain itu maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri."


(Muslim)

118. Dari Abi Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya
Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah
telah memerintahkan kepada orang-orang Mu'min dengan apa yang telah diperintahkan
kepada Rasul-rasul maka Allah telah berfirman, "Hai Rasul-rasul! Makanlah
dari segala sesuatu yang baik dan bekerjalah kamu dengan pekerjaan yang baik."
Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman! Makanlah dari apa yang telah
Kami rizkikan padamu." Kemudian beliau menceritakan seorang lelaki yang telah
jauh perjalanannya, rambutnya kusut penuh debu. Dia berkata: Wahai Rabbi, Wahai
Rabbi sedang makanannya haram, pakaiannya haram dan kenyang dengan barang haram
maka bagaimana akan diterima do'anya?

(Muslim)

119. Dari Abi Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw berkata: Bahwa Allah berfirman,
"Barangsiapa memusuhi orang yang setia pada-Ku, sesungguhnya Aku telah menyatakan
PERANG terhadapnya dan tidaklah beramal seorang hamba-Ku yang lebih Ku sukai seperti
jika ia melakukan kewajiban yang Ku perintahkan atasnya. Dan selalu hamba-Ku bertaqarrub
kepada-Ku dengan sunnah hingga Aku mencintainya dan jika Aku mencintainya, jadilah
Aku sebagai telinganya untuk mendengar dan sebagai matanya untuk melihat dan sebagai
tangannya untuk berjuang dan sebagai kakinya untuk berjalan dan jika ia minta
kepada-Ku pasti Aku memberinya dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku pasti
Aku memberi perlindungan kepadanya."

(Bukhari)

120. Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda: Allah Ta'ala berfirman,
"Wahai anak Adam! Selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku
akan ampunkan segala dosa yang telah terlanjur dan tidak Aku perdulikan lagi.
Wahai anak Adam! Walaupun dosamu sampai setinggi langit kemudian meminta ampun
kepada-Ku niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam! Jika engkau datang
kepada-Ku dengan dosa sepenuh isi bumi tetapi engkau tidak sekutukan sesuatu yang
lain dengan-Ku, niscaya Aku datang padamu dengan ampunan sepenuh bumi pula."


(Tirmidzi)

121. "Hai segenap manusia, sebarkanlah salam, sedekahkanlah makanan dan sambunglah
tali persaudaraan (silahturrahmi) serta shalatlah di kala manusia tidur di kegelapan
malam, niscaya kamu akan masuk surga dengan penuh kesejahteraan."

(Tirmidzi)

122. Dari Abu Hurairah berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw, bagaimana
bangunan surga itu? Beliau menjawab, "Terbuat dari batu bata perak dan emas,
sedang perekatnya adalah kesturi yang sangat wangi, bebatuannya dari mutiara dan
permata yaqut, sedang debunya adalah za'faran (sejenis kunyit). Barangsiapa yang
memasukinya, ia akan senang, tidak pernah susah dan akan kekal tidak pernah mati,
pakaiannya tidak pernah kumal dan masa mudanya tidak pernah sirna."

(Ahmad, Darami, Bazzaar, Ibnu Hibban dan Tirmidzi)

123. Dari Abu Hurairah r.a. berkata Nabi saw bersabda, "Barangsiapa memberi
infaq kepada dua orang isteri di jalan Allah maka ia akan diseru di surga, 'Hai
Abdullah, ini adalah suatu kebajikan.' Jika ia termasuk orang yang tekun shalat
maka ia akan diseru dari Pintu Shalat. Apabila ia ahlul jihad maka akan diseru
dari Pintu Jihad. Jika ia orang yang suka bersedekah maka ia akan dipanggil dari
Pintu Sedekah. Begitu pula jika ia tergolong orang yang rajin shaum maka akan
diseru dari Pintu Rayyaan." Kemudian Abu Bakar r.a. berkata, "Wahai
Rasulullah, tidaklah seseorang diseru dari pintu-pintu ini karena darurat. Adakah
seseorang yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut?" Rasulullah saw menjawab,
"Ya dan aku berharap engkau salah satunya."

(Muslim)

124. Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Pada hari
kiamat aku datang mengetuk pintu surga. Kemudian penjaganya (malaikat) bertanya,
'Siapakah engkau?' 'Muhammad' jawabku. Lalu malaikat itu berkata, “Aku dilarang
oleh Allah untuk membuka pintu surga ini kepada siapapun sebelum engkau.'"


(Muslim)

125. Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya
perumpamaanku dengan apa yang kubawa dari Allah adalah laksana seorang lelaki
yang mendatangi suatu kaum. Laki-laki tersebut berkata, 'Aku melihat tentara dengan
mataku. Dan sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang berterus-terang. Maka
taatilah.' Sekelompok kaum ada yang menaatinya dan mereka pergi sehingga mereka
selamat. Sementara sekelompok yang lain diam di tempatnya sehingga diserang musuh
dan hancur binasa. Kelompok yang pertama seperti orang yang menaati aku, sedangkan
kelompok kedua seperti orang yang tidak menaatiku."

(Muslim)

126. "Barangsiapa yang mati tidak berperang dan tidak terlintas di hatinya
untuk ikut berperang maka ia mati membawa sifat kemunafikan."

(Muslim)

127. Dari Usman bin 'Affan r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah
seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu' dengan sempurna dan
shalat dengan khusyu', sambil memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya
yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa."


(Muslim)

128. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Ketika Allah
menciptakan makhluk, Ia menulis di buku (catatan) sementara di sisi-Nya di atas
'Arasy-Nya, 'Rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.'"

(Muttafaq 'Alaih)

129. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sekiranya
seorang mukmin mengetahui siksaan Allah, niscaya tidak seorang pun yang tamak
terhadap surga-Nya. Dan seandainya seorang kafir mengetahui rahmat Allah, niscaya
ia tidak putus asa dari surga-Nya."

(Muslim)

130. Dari Abu Barzah Al Aslamy r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang
hamba tidak bergeser dari tempatnya pada hari kiamat sehingga ditanya empat hal;
Pertama, mengenai umurnya dihabiskan untuk apa; Kedua, mengenai ilmunya digunakan
untuk apa; Ketiga, mengenai hartanya dipakai untuk apa dan dari mana asalnya;
Keempat, mengenai tubuhnya yang sehat dimanfaatkan untuk apa."

(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan)

131. Dari Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jika Allah
menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka Allah menyegerakan siksaannya di
dunia. Dan jika Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya maka Ia menangguhkannya
sampai pada hari kiamat nanti."

(Tirmidzi)

132. "Barangsiapa yang diinginkan oleh Allah sebagai orang yang baik baik
maka Ia memberikannya pemahaman dalam agama."

(Bukhari - Muslim dan Ibnu Majah)

133. "Sesungguhnya lelaki yang paling dibenci Allah ialah yang paling sangat
gigih dalam permusuhan."

(Bukhari - Muslim, Tirmidzi dan Nasai)

134. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Mukmin yang
paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya dan orang yang paling
baik di antaramu ialah yang paling baik terhadap keluarganya."

(Bukhari - Muslim, Tirmidzi dan Nasai)

135. Dari Mu'adz bin Jabal r.a. berkata: "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah,
ceritakanlah kepadaku tentang satu amal yang memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku
dari neraka!" Rasulullah saw menjawab, 'Engkau menanyakan kepadaku tentang
perkara besar yang sebenarnya mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah
untuk menjalankannya yaitu hendaklah engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya
dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, membayar zakat, shaum di bulan Ramadhan
dan pergi haji ke Baitullah.' Kemudian beliau bersabda, 'Tiadakah kau kuberitahu
tentang pintu-pintu kebaikan? Shaum itu adalah perisai, sedekah memadamkan dosa
atau kesalahan seperti air membunuh api dan shalat di tengah malam.' Lalu Rasulullah
saw membaca ayat betikut: 'Lambung mereka renggang dari tempat tidurnya sedang
mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap serta menafkahkan
sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui
apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikamat) yang sedap
dipandang mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.' (As Sajdah
16-17). Lalu beliau bersabda, 'Tidakkah kau kuberitahukan tentang pokok segala
perkara, tiang dan puncaknya?' Aku menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah!"
Maka beliau berkata, 'Pokok segala perkara ialah Islam, tiangnya ialah shalat,
puncaknya adalah jihad!' 'Tiadakah kau kuberitahu tentang penopang semuanya itu?'
tanya beliau lagi. "Ya," jawabku. Maka Rasulullah memegang lidahnya
sambil bersabda, 'Peliharalah ini!' Kemudian aku bertanya, "Wahai Nabiyullah,
apakah kita akan disiksa karena pembicaraann kita?" Maka Rasulullah saw bersabda,
'Hai ... ibumu kehilanganmu! Bukankah wajah (atau hidung) manusia disungkurkan
ke api neraka, lantaran dosa-dosa dari tergelincirnya lidah-lidah mereka?'"


(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)

136. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda kepada Bilal, "Hai
Bilal, ceritakanlah kepadaku amal apa yang paling banyak mengandung harapan yang
telah kau kerjakan dalam Islam. Aku mendengar suara terompahmu di hadapanku di
surga." Bilal menjawab, "Aku tidak mengerjakan amalan yang istimewa,
selain melakukan shalat setiap usai wudhu di siang dan di malam hari. Suatu shalat
yang ditetapkan untuk aku lakukan."

(Bukhari - Muslim)

137. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, "Ketika kami sedang bersama Rasulullah
saw maka tampillah Bilal untuk adzan." Selesai Bilal adzan, Rasulullah saw
bersabda, "Barangsiapa mengucapkan kalimat ini dengan yakin, ia pasti masuk
surga."

(Bukhari - Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)

138. Dari Abu Said Al Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jika
kalian mendengar muadzin maka ikutilah apa yang diucapkannya."

(Bukhari - Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)

139. Dari Rabi'ah bin Ka'ab r.a. berkata, "Aku pernah bermalam bersama Rasulullah
saw. Ketika aku membawakan air wudhu dan kebutuhan lainnya, beliau bertanya, 'Tiadakah
engkau bertanya kepadaku?' Maka aku menjawab, 'Aku meminta supaya aku menjadi
temanmu di surga.' Beliau bertanya lagi, 'Tidak meminta yang lain?' 'Tidak,' jawabku.
Maka beliau bersabda, 'Perbanyaklah sujud.'"

(Muslim)

140. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Amal manusia
yang pertama kali dihisab ialah shalat." Allah berfirman kepada malaikat
– meskipun sebenarnya Dia telah mengetahui -- "Periksalah shalat hamba-Ku,
sempurnakah atau kurang?" Jika sempurna maka tulislah sempurna. Bila kurang,
Allah berfirman, "Lihatlah shalat sunnahnya, bagaimana?" Bila si hamba
rajin shalat sunnah saat di dunia maka Allah berfirman, "Tambahkanlah shalat
fardhunya dengan shalat sunnahnya!" Kemudian malaikat melakukannya.

(Abu Daud)

141. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang laki-laki
pernah mengunjungi saudaranya di sebuah kampung. Maka Allah mengutus malaikat
untuk memantaunya. Ketika ia lewat, malaikat bertanya, 'Mau kemana kau?' Ia menjawab,
'Aku akan mengunjungi saudaraku di kampung ini.' Malaikat bertanya, 'Apakah karena
ada kenikmatan yang akan kamu peroleh darinya (hasil bumi)?' Ia menjawab, 'Tidak,
aku hanya mencintainya karena Allah.' Lalu malaikat berkata, 'Aku adalah utusan
Allah untuk menyatakan kepadamu bahwa Allah

mencintaimu sebagaimana kau telah mencintaimu saudaramu karena Dia.'"

(Muslim)

142. Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah seseorang
masuk surga ingin kembali ke dunia dan dia tidak mempunyai sesuatu pun di dunia
kecuali orang yang syahid. Ia mengharap dapat kembali ke dunia untuk berperang
dan terbunuh sampai sepuluh kali karena kemuliaan yang ia peroleh."

(Bukhari - Muslim dan Tirmidzi)

143. Dari Ubadah bin Shamit r.a. beerkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah, Maha Tunggal Ia, tidak ada sekutu bagi-Nya,
bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, sedang
surga itu hak dan neraka itu hak maka Allah memasukkan ia ke surga sesuai dengan
amalnya di dunia." Ubadah menambahkan, "Masuk surga dari pintunya yang
delapan sekehendaknya."

(Bukhari - Muslim. Lafazhnya dari Bukhari)

144. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah
saw, "Ya Rasulullah, kami berlayar di laut dan kami hanya membawa air sedikit,
jika kami memakai air itu untuk berwudhu' maka kami akan kehausan; bolehkah kami
berwudhu' dengan air laut?" Rasulullah saw menjawab, "Air laut itu suci
lagi menyucikan, bangkainya halal dimakan."

(Riwayat lima ahli hadits, menurut Tirmidzi, hadits ini shahih)

145. Rasulullah saw bersabda, "Cara mencuci bejana seorang dari kamu, apabila
dijilat anjing, hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur
dengan tanah."

(Muslim)

146. Rasulullah saw bersabda, "Tiap-tiap pekerjaan penting yang tidak dimulai
dengan bismillah maka pekerjaan itu kurang berkah."

(Abu Daud)

147. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw suka mendahulukan anggota kanan
ketika memakai sandal, bersisir, bersuci dan dalam segala halnya."

(Bukhari - Muslim)

148. Dari Busrah binti Shafwan, sesungguhnya Nabi saw berkata, "Laki-laki
yang menyentuh zakarnya (kemaluannya) janganlah shalat sebelum ia berwudhu."


(Riwayat lima ahli hadits, menurut Bukhari hadits ini paling sah dalam hal ini)


149. Rasulullah saw berkata kepada Fathimah binti Abi Hubaisy, "Apabila datang
haidh itu, hendaklah engkau tinggalkan shalat dan apabila habis haidh itu, hendaklah
engkau mandi dan shalat."

(Bukhari)

150. Dari 'Atha bin Yasar, dari Abu Sa'id Al-Khudri berkata: Ada dua orang laki-laki
dalam perjalanan, lalu datang waktu shalat sedangkan air tidak ada, lantas keduanya
bertayammum dengan debu yang suci dan shalat, kemudian keduanya memperoleh air
dan waktu shalat masih ada. Seorang diantara keduanya lantas berwudhu' dan mengulang
shalatnya dan yang lain tidak. Kemudian keduanya datang kepada Rasulullah saw
dan diterangkannyalah kejadian itu kepada Rasulullah saw. Beliau lalu berkata
kepada orang yang tidak mengulang shalat, Benar engkau dan shalatmu sah"
dan kepada orang yang mengulang shalat dengan berwudhu' beliau berkata, "Bagimu
ganjarannya dua kali lipat."

(Nasa'i dan Abu Daud)

151. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa memberi makanan bagi orang yang
puasa, maka ia mendapat ganjaran sebanyak ganjaran orang yang puasa itu, tidak
kurang sedikit pun."

(Tirmidzi)

152. Dari Anas: Ditanyakan orang kepada Rasulullah saw, "Apakah sedekah yang
lebih baik?" Rasulullah saw menjawab, "Sedekah yang paling baik ialah
sedekah pada bulan Ramadhan."

(Tirmidzi)

153. Dari Abu Ayyub: Rasulullah saw berkata, "Barangsiapa puasa dalam bulan
Ramadhan, kemudian ia puasa enam hari dalam bulan Syawal adalah seperti puasa
sepanjang masa."

(Muslim)

154. Dari Abu Hurairah: Rasulullah saw telah berkata dalam pidato beliau, "Hai
manusia! Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kamu mengerjakan ibadat haji
maka hendaklah kamu kerjakan." Seorang sahabat bertanya, "Apakah setiap
tahun, ya Rasulullah?" Beliau diam tidak menjawab dan yang bertanya itu mendesak
sampai tiga kali. Kemudian Rasulullah saw berkata, "Kalau saya menjawab 'ya',
sudah tentu menjadi wajib setiap tahun, sedangkan kamu tidak akan kuasa mengerjakannya,
biarkanlah apa yang saya tinggalkan (artinya jangan ditanya karena boleh jadi
jawabannya memberatkanmu)."

(Ahmad, Muslim dan Nasa'i)

155. Dari Ibnu 'Abbas: Nabi saw telah berkata, "Hendaklah kamu bersegera
mengerjakan haji maka sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari suatu halangan
yang akan merintanginya."

(Ahmad)

156. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya segala amal ibadat hanya sah
dengan niat."

(Bukhari)

157. Dari Ibnu 'Umar: Nabi saw bersabda, "Tidak boleh bagi perempuan yang
ihram memakai tutup kepala dan tidak boleh memakai sarung tangan."

(Bukhari dan Ahmad)

158. Dari Abu Hurairah: Bahwasanya Rasulullah saw pernah melewati suatu onggokan
makanan yang akan dijual, lantas beliau memasukkan tangan beliau ke dalam onggokan
itu, tiba-tiba jari beliau di dalamnya meraba yang basah. Beliau keluarkan jari
beliau yang basah itu dan berkata, "Mengapakah ini?" Jawab yang mempunyai
makanan, "Basah karena hujan ya Rasulullah."Beliau bersabda, "Mengapa
tidak engkau taruh di sebelah atas supaya dapat dilihat orang? Barangsiapa yang
mengecoh maka ia bukan umatku."

(Muslim)

159. Dari Ibnu Mas'ud: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, "Seorang muslim
yang mempiutangi seorang muslim dua kali, seolah-olah ia telah bersedekah kepadanya
satu kali."

(Ibnu Majah)

160. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Ada tujuh
golongan yang bakal dinaungi Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang ketika
itu tidak ada naungan kecuali naungan-Nya yaitu Pemimpin yang adil; Pemuda yang
rajin beribadat kepada Allah; Orang yang hatinya senantiasa terpaut kepada masjid;
Dua orang yang berkasih sayang karena Allah, baik di waktu berkumpul maupun berpisah;
Seorang lelaki yang diajak berbuat serong oleh wanita bangsawan yang cantik kemudian
ia menolak dan berkata, 'Saya takut kepada Allah'; Orang yang bersedekah dengan
diam-diam; Orang yang senantiasa berdzikir (ingat) kepada Allah ketika sendirian
kemudian mencucurkan air mata."

(Bukhari - Muslim)

161. Dari Usamah bin Zaid r.a. berkata: Rasulullah saw mengutus kami ke Huraqah
pada suku Juhainah maka ketika kami sampai disana, pagi-pagi kami menyerbu. Tiba-tiba
aku dan seorang Anshar bertemu dengan seorang dari mereka. Maka ketika kami telah
mengepungnya, ia berkata, "LAA ILAAHA ILLALLAAH." Maka sahabatku orang
Anshar itu menyuruh aku menghentikan (tidak membunuhnya) tetapi aku terus saja
menikam dengan tombakku sehingga matilah dia. Dan ketika kami telah kembali ke
Madinah, berita itu telah sampai kepada Rasulullah saw maka beliau bertanya, "Hai
Usamah, apakah engkau bunuh dia setelah ia mengucapkan 'LAA ILAAHA ILLALLAAH'?"
Jawabku, "Ya Rasulullah, ia hanya akan menyelamatkan diri." Rasulullah
saw bertanya, "Apakah engkau bunuh dia setelah ia mengucapkan 'LAA ILAAHA
ILLALLAAH'?" Maka Rasulullah saw mengulang-ulang kalimat itu, sehingga aku
ingin andaikan aku baru masuk Islam pada hari itu.

(Bukhari - Muslim)

162. Dalam riwayat lain: Rasulullah saw bertanya, "Apakah sesudah ia mengucapkan
'LAA ILAAHA ILLALLAAH' masih juga engkau membunuhnya?" Jawabku, "Ya
Rasulullah, ia berkata begitu mungkin hanya karena takut kepada senjataku."
Nabi saw bersabda, "Apakah sudah engkau belah dadanya sehingga engkau mengetahui
dengan jelas, apakah ia berkata karena takut atau tidak." Maka Rasulullah
saw masih saja mengulang-ulang kalimat itu,sehingga aku ingin kiranya aku baru
masuk Islam pada hari itu.

163. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Dapat dipastikan
atas manusia bagiannya dari zina yang pasti mengenainya tanpa dapat dielakkan
lagi. Dua mata zinanya adalah pandangan mata; Dua telinga zinanya adalah mendengarkan;
Lidah zinanya adalah perkataan; Tangan zinanya adalah menampar; Kaki zinanya adalah
melangkah; Hati zinanya adalah menyukai dan mengharapkan. Semua perzinaan itu,
kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakannya."

(Bukhari - Muslim)

164. Umar bin al-Khaththab r.a. berkata: Saya memberikan kuda kepada seseorang
dalam jihad fi sabilillah maka kuda itu disia-siakan oleh orang yang saya beri
itu. Lalu saya bermaksud membelinya kembali dengan sangkaan bahwa ia akan menjualnya
dengan harga murah. Maka saya bertanya kepada Nabi saw. Dijawab, "Jangan
engkau membeli dan jangan engkau menarik kembali sedekahmu, meskipun ia memberikan
kepadamu dengan harga satu dirham. Karena orang yang menarik kembali sedekahnya
bagaikan orang yang menelan kembali muntahnya."

(Bukhari - Muslim)

165. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Jauhilah olehmu
buruk sangka karena buruk sangka sedusta-dusta berita."

(Bukhari - Muslim)

166. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Janganlah kamu
menawar barang hanya untuk menjerumuskan orang lain."

(Bukhari - Muslim)

167. Abu Ayyub r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak dihalalkan bagi
seorang Muslim memboikot (memusuhi) saudaranya sesama Muslim lebih dari tiga hari.
Keduanya berpapasan lalu yang satu berpaling dan yang lain berpaling.Dan sebaik-baik
keduanya ialah yang lebih dahulu memberi salam."

(Bukhari - Muslim)

168. Abu Sa'id (Tsabit) bin adh-Dhahhak al-Anshari r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda, "Barangsiapa bersumpah dengan sesuatu agama selain Islam, padahal
ia sengaja berdusta maka ia tercatat sebagaimana yang dikatakannya itu. Dan barangsiapa
membunuh dirinya dengan sesuatu (alat) maka ia akan disiksa dengan alat itu pula
pada hari kiamat. Dan tidak wajib atas seseorang melaksanakan nadzar terhadap
apa yang tidak dimilikinya. Dan melaknat seorang Mu'min sama artinya dengan membunuhnya."


(Bukhari - Muslim) Maksud hadits ini ialah apabila seseorang berkata, "Demi
Allah, jika saya berdusta maka saya kafir," padahal ia sengaja berdusta maka
Allah akan mencatatnya seperti apa yang dikatakannya itu.

169. Anas r.a. berkata: Suatu hari Rasulullah saw berkhutbah. Belum pernah aku
mendengar Rasulullah saw berkhutbah seperti itu. Maka diantaranya Rasulullah saw
bersabda, "Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu sedikit
tertawa dan banyak menangis." Seketika itu aku melihat sahabat-sahabat Nabi
saw menutup mukanya masing-masing sambil menangis terisak-isak.

(Bukhari - Muslim)

Dalam riwayat lain: Ketika Rasulullah saw mendengar suatu hal mengenai sahabat-
sahabatnya maka Rasulullah saw segera berkhutbah memberi nasehat. Dalam khutbah
itu Rasulullah saw bersabda, "Telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka,
hingga aku merasa belum pernah melihat seperti hari ini tentang kebaikan dan kejahatan.
Andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui, pasti kamu akan sedikit tertawa
dan banyak menangis. Maka tidak pernah terjadi pada masa sahabat-sahabat Nabi
saw sebagaimana hari itu, mereka menutup muka sambil terisak-isak.

170. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Akan berpeluh
manusia di hari kiamat hingga mengalir peluh mereka sampai tujuh puluh hasta dan
tenggelam mereka dalam peluhnya sendiri hingga ke mulut dan telinga mereka."


(Bukhari - Muslim)

171. Dari Adiy bin Hatim r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tiadalah
seseorang dari kamu melainkan akan berhadapan dan ditanya oleh Tuhan tanpa ada
antaranya dengan Tuhan seorang juru bahasa. Maka ia melihat ke sebelah kanannya
tiada sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang baik-baik dan ia melihat ke sebelah
kiri juga tidak melihat sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang buruk dan ia
melihat ke depannya maka tidak terlihat kecuali api yang di hadapannya. Maka jagalah
dirimu dari api neraka walau dengan bersedekah separuh biji kurma."

(Bukhari - Muslim)

172. 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Manusia akan dihimpun
pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan masih kulup (belum
berkhitan)." 'Aisyah bertanya, "Ya Rasulullah, apakah lelaki dan perempuan
akan berkumpul dan masing-masing akan melihat kepada yang lainnya?" Nabi
saw menjawab, "'Aisyah, suasana pada hari itu jauh lebih berat dari sekadar
sebagiannya mereka memperhatikan sebagian yang lain."

(Bukhari - Muslim)

173. Mu'adz bin Jabal r.a. berkata: Ketika aku membonceng dibelakang Rasulullah
saw di atas himar, tiba-tiba beliau bertanya, "Hai Mu'adz, tahukah engkau,
apakah hak Allah yang diwajibkan atas hamba? Dan apakah hak hamba yang akan diberikan
oleh Allah?" Jawab Mu'adz, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."
Maka Nabi saw bersabda, "Hak Allah yang diwajibkan atas hamba adalah menyembah
kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan hak hamba yang akan
diberikan Allah adalah tidak akan menyiksa orang yang tidak

menyekutukan-Nya." Saya bertanya, "Bolehkah aku kabarkan yang demikian
itu kepada orang banyak?" Jawab Nabi saw, "Jangan, nanti mereka tidak
mau berusaha."

174. Ibnu Mas'ud r.a. berkata: Kami bersama Rasulullah saw dalam qubah, kurang
lebih empat puluh orang maka Nabi saw bersabda, "Sukakah kamu jika kamu menjadi
seperempat dari ahli surga?" Jawab kami, "Ya." Bersabda Nabi saw,
"Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, aku mengharap semoga kamu
menjadi separuh dari penduduk surga. Yang demikian itu karena surga itu tidak
dimasuki kecuali oleh orang Muslim, sedangkan kamu di tengah-tengah ahli syirik
bagaikan rambut putih di badan lembu hitam atau rambut hitam di kulit lembu merah."


(Bukhari - Muslim)

175. Dari 'Amr bin 'Auf r.a. berkata: Rasulullah mengutus Abu 'Ubaidah bin al-Jarrah
r.a. ke Bahrain untuk menagih pajak penduduk. Kemudian ia kembali dari Bahrain
dengan membawa harta yang sangat banyak dan kedatangan kembali Abu 'Ubaidah itu
terdengar oleh sahabat Anshar maka mereka pun shalat Shubuh bersama Rasulullah
saw. Kemudian setelah selesai shalat mereka menghadap Rasulullah saw maka beliau
tersenyum melihat mereka kemudian bersabda, "Mungkin kamu telah mendengar
kedatangan Abu 'Ubaidah yang membawa harta banyak?" Jawab mereka, "Benar,
ya Rasulullah." Lalu Nabi saw bersabda, "Sambutlah kabar baik dan tetaplah
berpengharapan baik untuk mencapai semua cita-citamu. Demi Allah, bukan kemiskinan
yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi aku khawatir kalau terhampar luas dunia
ini bagimu, sebagaimana telah terhampar untuk orang-orang yang sebelum kamu, kemudian
kamu berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, sehingga membinasakan kamu
sebagaimana telah membinasakan mereka."

(Bukhari - Muslim)

176. Dari 'Utban bin Malik r.a. berkata: Ketika Nabi saw selesai shalat bertanya,
"Dimanakah Malik bin al-Dakhsyum?" Dijawab oleh seseorang, "Dia
itu munafik, tidak suka Allah dan Rasulullah." Maka Nabi saw bersabda, "Jangan
berkata demikian, tidakkah engkau tahu bahwa ia telah mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH
dengan ikhlas karena Allah? Dan Allah telah mengharamkan api neraka kepada siapa
yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH dengan ikhlas karena Allah."

(Bukhari - Muslim)

177. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Berlindunglah
kamu kepada Allah dari beratnya bala', menimpanya kesukaran, keburukan takdir
dan cemoohan musuh."

(Bukhari - Muslim)

178. Dari Sahl bin Sa'ad r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda kepada Ali r.a.,
"Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada seseorang karena ajaranmu
maka yang demikian itu bagimu lebih baik dari kekayaan binatang ternak yang merah-merah."


(Bukhari - Muslim)

179. Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah
saw bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu pengetahuan dari
seorang hamba begitu saja, tetapi akan mencabutnya dengan matinya orang-orang
alim, hingga apabila telah habis orang-orang alim maka orang banyak akan mengangkat
orang-orang yang bodoh untuk menjadi pemimpin mereka. Lalu jika mereka ditanya,
mereka akan memberikan fatwa tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Maka mereka itu
sesat dan menyesatkan."

(Bukhari - Muslim)

180. Dari 'Aisyah r.a. berkata kepada 'Urwah, "Demi Allah, hai kemenakanku,
kami keluarga Nabi saw adakalanya melihat bulan berganti tiga kali dalam dua bulan,
sedangkan di rumah-rumah Rasulullah saw tidak dinyalakan api." 'Urwah bertanya,
"Apa makananmu?" 'Aisyah menjawab, "Kurma dan air. Hanya saja adakalanya
tetangga Rasulullah saw mengirim hadiah susu ternak mereka."

(Bukhari - Muslim)

181. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. berkata: Suatu hari 'Aisyah r.a. mengeluarkan
kain dan sarung yang tebal, ditunjukkan kepada kami sambil berkata, "Rasulullah
saw ketika meninggal dunia sedang memakai sarung dan kain ini."

(Bukhari - Muslim)

182. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Bukanlah orang
miskin itu yang berkeliling meminta-minta kepada orang banyak sehingga tertolak
dari satu dua suap makanan atau satu dua biji kurma, tetapi orang miskin yang
sesungguhnya dan yang dikehendaki oleh Islam untuk dibantu ialah orang yang tidak
mempunyai penghasilan yang mencukupi dan yang tidak diingat orang untuk disedekahi
serta tidak suka pergi meminta-minta kepada orang lain."

(Bukhari - Muslim)

183. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sungguh, sekiranya
salah seorang dari kamu itu pergi mencari kayu dan dipikul di atas pundaknya,
lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau ditolak."


(Bukhari - Muslim)

184. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Setiap hamba
Allah melewati waktu paginya, tentu ada dua malaikat yang turun berdoa. Yang satu
berdoa, "Ya Allah, berilah ganti (balasan yang berlipat) kepada orang yang
suka memberi (dermawan)." Malaikat yang kedua berdoa, "Ya Allah, berilah
kepada orang yang kikir itu kehancuran dan kemusnahan pada hartanya."

(Bukhari - Muslim)

185. Dari Ibnu Mas'ud r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Tidak boleh seorang
menginginkan hak orang lain kecuali dua macam yaitu seseorang yang diberi kekayaan
harta oleh Allah lalu digunakannya semata-mata untuk memperjuangkan kebenaran
dan seseorang yang diberi ilmu oleh Allah

lalu digunakan dan diajarkan kepada manusia."

(Bukhari - Muslim)

186. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak boleh seseorang
iri terhadap orang lain kecuali dalam dua hal yaitu seseorang yang diberi pengertian
Al Qur'an lalu ia mempergunakannya sebagai pedoman amalnya siang-malam dan seseorang
yang diberi oleh Allah kekayaan harta lalu ia membelanjakannya siang-malam untuk
segala amal kebaikan."

(Bukhari - Muslim)

187. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Sesungguhnya para fakir miskin dari sahabat
Muhajirin datang mengeluh kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, orang-orang
kaya telah memborong semua pahala, tingkat-tingkat yang tinggi dan kesenangan
yang abadi." Nabi saw bertanya, "Mengapakah demikian?" Mereka menjawab,
"Mereka shalat sebagaimana kami, puasa sebagaimana kami, mereka bersedekah
sedangkan kami tidak bersedekah dan mereka memerdekakan budak sedangkan kami tidak
dapat memerdekakan budak." Rasulullah saw bersabda, "Sukakah aku ajarkan
kepadamu amal perbuatan yang dapat mengejar mereka dan tidak seorangpun yang lebih
utama dari kamu, kecuali yang berbuat seperti perbuatanmu?" Mereka menjawab,
"Baiklah, ya Rasulullah." Nabi saw bersabda, "Membaca tasbih (SUBHAANALLAAH),
takbir (ALLAAHU AKBAR) dan tahmid (ALHAMDULILLAAH) setiap selesai shalat 33 kali."
Kemudian sesudah itu para fakir miskin itu kembali mengeluh kepada Rasulullah
saw, "Ya Rasulullah, saudara-saudara kami, orang-orang kaya mendengar perbuatan
kami maka mereka berbuat sebagaimana perbuatan kami." Maka Nabi saw bersabda,
"Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya."


(Bukhari - Muslim)

188. Dari Ash-Sha'ab bin Jatstsamah r.a. berkata: Saya memberi hadiah himar liar
kepada Rasulullah saw, tiba-tiba ditolak dan ketika Nabi saw melihat wajahku berubah
(karena merasa kecewa), beliau bersabda, "Kami tidak menolak pemberianmu
itu melainkan karena kami sedang melakukan ihram (Orang yang sedang berihram dilarang
memburu dan menangkap binatang liar)."

(Bukhari - Muslim)

189. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw datang dari bepergian sedang beranda
rumah kututup dengan tabir yang bergambar patung maka ketika Rasulullah saw melihatnya,
beliau merobek-robeknya seraya berkata, "Manusia yang paling berat siksaannya
pada hari kiamat nanti adalah orang-orang yang menyerupakan ciptaan Allah."


(Bukhari - Muslim)

190. Dari 'Aisyah r.a. berkata, "Belum pernah aku melihat Rasulullah saw
tertawa sehingga terlihat langit-langit mulutnya tetapi beliau selalu tersenyum."


(Bukhari - Muslim)

191. Dari Abu Umar r.a. berkata, "Rasulullah saw biasa jika keluar dari jalan
asy-Syajarah dan jika kembali dari jalan al-Mu'arris. Dan jika masuk Makkah dari
jalan ats-Tsaniyatul 'Ulya dan jika keluar dari ats-Tsaniyatus-sufla."

(Bukhari - Muslim)

192. Dari Abu Mas'ud (Uqbah) bin 'Amr al-Badri r.a. berkata: Seseorang datang
kepada Nabi saw dan berkata, "Saya terpaksa mundur dari shalat jama'ah Shubuh
karena Fulan (Imam) memanjangkan bacaannya." Berkata Uqbah, "Maka saya
tidak pernah melihat Nabi saw marah dalam suatu nasihat sebagaimana waktu itu."
Nabi saw bersabda, "Hai sekalian manusia, seseungguhnya diantaramu ada orang-orang
yang membenci orang lain. Maka barangsiapa diantaramu mengimami orang banyak,
hendaklah ia meringkas (bacaan suratnya) karena di belakangnya ada orang yang
sudah lanjut usia, orang yang lemah dan orang yang mempunyai kepentingan."


(Bukhari - Muslim)

193. Dari Abu Ya'la (Ma'qil) bin Yasar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
"Tiadalah seseorang yang diamanati oleh Allah untuk memimpin rakyatnya kemudian
ketika mati, ia masih menipu rakyatnya melainkan pasti Allah mengharamkan surga
baginya."

(Bukhari - Muslim)

194. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Seorang Muslim wajib
mendengar dan taat kepada pemerintahnya pada apa yang disetujui dan yang tidak
disetujui, kecuali jika diperintah bermaksiat. Maka apabila disuruh bermaksiat,
ia tidak wajib mendengar dan tidak wajib taat."

(Bukhari - Muslim)

195. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. berkata: Aku bersama dua orang sepupuku masuk
kepada Rasulullah saw, maka salah seorang dari sepupuku berkata, "Ya Rasulullah,
berilah kepada kami jabatan pada salah satu bagian yang diberikan Allah kepadamu."
Sepupuku yang kedua juga berkata demikian, maka Rasulullah saw bersabda, "Demi
Allah, kami tidak mengangkat seseorang pada suatu jabatan kepada orang yang menginginkan
atau orang yang berambisi pada jabatan itu."

(Bukhari - Muslim)

196. Dari Abu Sa'id (Abdurrahman) bin Samurah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda
kepadaku, "Ya Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut kedudukan
dalam pemerintahan karena jika engkau diserahi jabatan tanpa meminta, maka engkau
akan dibantu oleh Allah untuk melaksanakannya. Tetapi jika jabatan itu engkau
peroleh karena permintaanmu, maka akan diserahkan ke atas bahumu atau kebijaksanaanmu
sendiri. Dan jika engkau telah bersumpah atas sesuatu perkara kemudian engkau
dapatkan perkara lainnya yang lebih baik, maka tebuslah sumpah itu dan kerjakanlah
apa yang lebih baik itu."

(Bukhari - Muslim)

197. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw melewati seseorang yang sedang
menasihati saudaranya karena pemalu, maka Nabi saw bersabda, "Biarkanlah
ia karena sesungguhnya sifat malu itu sebagian dari Iman."

(Bukhari - Muslim)

198. Dari Abu Wa'il (Syaqiq) bin Salamah berkata: Biasanya Ibnu Mas'ud r.a. memberi
ceramah kepada kami setiap hari kamis, maka seseorang berkata kepadanya, "Hai
Abu Abdurrahman, aku ingin agar engkau suka memberi ceramah setiap hari."
Ibnu Mas'ud menjawab, "Tiada halangan bagiku untuk memberi ceramah setiap
hari, hanya saja aku khawatir akan menjemukan kamu. Dan aku sengaja memberi ceramah
dalam waktu yang jarang, sebagaimana Rasulullah saw pernah memberi ceramah kepada
kami, khawatir akan membuatmu jemu dari nasehat."

(Bukhari - Muslim)

199. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Apabila bersandal
salah seorang kamu, hendaklah ia mendahulukan kaki yang kanan dan jika melepas,
hendaklah ia mendahulukan kaki yang kiri. Hendaklah yang kanan lebih dahulu disandali
dan yang terakhir dilepaskan."

(Bukhari - Muslim)

200. Dari 'Amr bin Salamah r.a. berkata: Rasulullah saw mengajarkan kepadaku,
"Bacalah BISMILLAH dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari yang
dekat-dekat kepadamu."

(Bukhari - Muslim)

201. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, "Selamanya Rasulullah saw tidak pernah
mencela makanan, maka jika beliau suka, dimakannya dan jika beliau tidak suka,
ditinggalkannya makanan itu."

(Bukhari - Muslim)

202. Dari Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw melarang kami dari pakaian sutera
yang halus atau tebal dan minum dari bejana emas atau perak lalu beliau bersabda,
"Itu semua untuk orang-orang kafir di dunia dan untuk kamu di akhirat."


(Bukhari - Muslim)

203. Dari Ummu Salamah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang
minum dari bejana perak seolah-olah menuangkan ke dalam perutnya api neraka jahannam."


(Bukhari - Muslim)

***

Dalam riwayat Muslim: Sesungguhnya orang-orang yang makan dalam bejana perak atau
emas atau yang minum dalam bejana perak atau emas, seolah- olah menuangkan ke
dalam perutnya api neraka jahannam.

204. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Segerakanlah
pemakaman jenazah, maka jika ia jenazah orang shaleh, berarti kamu menyegerakan
ia kepada kebaikan dan jika sebaliknya, berarti kamu telah melepaskan kejahatan
dengan segera dari bahumu (pundakmu)."

(Bukhari - Muslim)

205. Dari 'Aisyah r.a. berkata: Ketika istri-istri Rasulullah saw sedang berkerumun
di sisi Rasulullah saw, tiba-tiba datang Siti Fatimah yang jalannya cepat seperti
jalannya Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw melihat kepadanya, maka dia disambut
dengan ucapan, "Selamat datang anakku," kemudian ia didudukkan di sebelah
kanan atau kirinya, lalu dibisikkan kepadanya. Tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu
dan ketika Rasulullah saw melihat tangisnya, beliau berbisik kembali kepadanya,
lalu tertawalah Fatimah. Maka aku berkata, "Rasulullah saw mengistimewakan
dengan rahasia-rahasia atas Fatimah lebih dari istri-istrinya." Maka menagislah
aku dan ketika Rasulullah saw telah pergi dari tempat itu, aku bertanya kepada
Fatimah, "Apa yang dikatakan Rasulullah saw tadi kepadamu?" Fatimah
menjawab, "Aku tidak akan membuka rahasia Rasulullah saw." Kemudian
setelah Rasulullah saw meninggal, aku berkata, "Sungguh aku ingin mendapat
keterangan tentang apa yang dibisikkan oleh Rasulullah saw kepadamu itu."
Fatimah menjawab, "Kini baiklah. Pada bisikan pertama Nabi saw memberitahukan
bahwa Jibril biasa mengulangi padanya bacaan al-Qur'an setiap tahun satu kali
dan kini dia mengulanginya sampai dua kali, 'Aku merasa bahwa ajalku sudah dekat,
maka bertakwalah kamu kepada Allah dan sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang
yang mendahului kamu,' karena itu aku menangis. Kemudian ketika beliau melihat
aku sangat sedih, beliau membisikkan kepadaku untuk kedua kalinya, 'Hai Fatimah,
tidak puaskah engkau sebagai wanita yang utama bagi sekalian Mu'min atau wanita
yang utama dari sekalian umat ini? Maka tertawalah aku karenanya."

(Bukhari - Muslim)

206. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Barangsiapa menurunkan
kainnya dibawah mata kaki karena sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya dengan
pandangan rahmat pada hari kiamat." Maka Abubakar r.a. bertanya, "Ya
Rasulullah, kainku selalu turun kebawah mata kaki, kecuali jika kujaga benar-benar."
Nabi saw bersabda, "Engkau tidak berbuat itu karena sombong."

(Bukhari - Muslim)

207. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Allah tidak
akan melihat dengan pandangan rahmat pada hari kiamat kepada siapa yang memakai
(menurunkan) kainnya karena sombong."

(Bukhari - Muslim)

208. Dari Anas r.a berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa memakai
kain sutera di dunia, maka tidak akan memakainya di akhirat."

(Bukhari - Muslim)

209. Dari Umar bin al-Khaththab r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Janganlah
engkau memakai kain sutera, maka barangsiapa memakainya di dunia, tidak akan memakainya
di akhirat."

(Bukhari - Muslim)

210. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa
menghadiri jenazah hingga menshalatkannya, maka ia akan mendapat pahala satu qirath
dan barangsiapa menghadirinya hingga dimakamkan, maka ia akan mendapat pahala
dua qirath." Ketika ditanya, "Aapakah dua qirath itu?" Nabi saw
menjawab, "Sebesar dua bukit yang besar-besar."

(Bukhari - Muslim)

211. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda,
Bagaimanakah pendapatmu seumpama ada sebuah sungai di muka pintu salah seorang
dari kamu, lalu ia mandi daripadanya setiap hari lima kali, apakah masih ada tertinggal
kotorannya?" Para sahabat menjawab, "Tidak." Nabi saw bersabda,
"Maka demikianlah shalat lima waktu, Allah akan menghapuskan dosa-dosa dengannya."


(Bukhari - Muslim)

212. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, "Kekasihku Rasulullah saw pernah berpesan
kepadaku supaya berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat dan shalat
witir sebelum tidur."

(Bukhari - Muslim)

213. Dari Abu Musa r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Perumpamaan petunjuk
dan ilmu yang diberikan oleh Allah kepadaku bagaikan hujan yang turun ke tanah,
maka ada sebagian tanah yang subur, yang dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan
rumput yang banyak sekali. Dan adapula tanah yang keras menahan air, hingga berguna
untuk minuman dan penyiraman kebun tanaman. Dan ada sebagian tanah yang keras
kering tidak dapat menahan air dan tidak pula menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah
perumpamaan orang yang pandai dalam agama Allah dan mempergunakan apa yang diberikan
Allah kepadaku, lalu mengajarkannya dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima
petunjuk Allah yang telah ditugaskan kepadaku."

(Bukhari - Muslim)

214. Abu Sa'id al-Khudri r.a. mendengar Rasulullah saw bersabda, "Jika salah
seorang kamu melihat mimpi yang disukai, maka itu dari Allah dan hendaklah diceritakannya
kepada orang lain."Dalam riwayat lain: "Jangan diberitakan kecuali kepada
orang yang engkau sukai. Dan jika mimpi yang menakutkan, maka itu dari setan dan
hendaklah ia berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan tidak menceritakannya
kepada orang lain, maka tidak akan berbahaya baginya.

(Bukhari - Muslim)

215. Dari Abu Qatadah r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Impian yang baik
dari Allah dan impian yang buruk dari syetan. Maka barangsiapa bermimpi melihat
sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia meludah ke sebelah kiri tiga kali
dan membaca A'UDZU BILLAAHI MINASY SYATHAANIR RAJIIM tiga kali, maka tidak akan
membahayakannya."

(Bukhari - Muslim)

216. Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Janganlah salah
seorang kamu membangunkan temannya dari tempat duduknya, kemudian ia duduk padanya.
Tetapi hendaklah kamu memperluas (merenggangkan) untuk memberi tempat." Adalah
Ibnu Umar dalam mempraktekkan hadits ini, jika seseorang bangun dari majelisnya,
ia tidak suka duduk pada tempat orang itu.

(Bukhari - Muslim)

217. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Orang yang
berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan, yang berjalan memberi salam
kepada yang duduk dan rombongan yang sedikit memberi salam kepada rombongan yang
banyak."

(Bukhari - Muslim)

218. Dari Ibnu 'Abbas r.a. berkata: Nabi saw bersabda, "Jangan menyendiri
seorang lelaki dengan perempuan melainkan harus ada mahram yang menyertainya.
Dan jangan berpergian seorang perempuan melainkan bersama mahramnya." Maka
ada seseorang bertanya, "Ya Rasulullah, istriku pergi berhaji sedangkan aku
telah tercatat untuk pergi berperang." Maka Nabi saw bersabda, "Pergilah
engkau berhaji bersama istrimu."

(Bukhari - Muslim)

219. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan
orang Mukmin yang membaca al-Qur'an adalah bagaikan buah jeruk; baunya harum dan
rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak dapat membaca al-Qur'an
adalah bagaikan kurma; rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik
yang membaca al-Qur'an adalah bagaikan bunga yang berbau harum dan rasanya pahit.
Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Qur'an adalah bagaikan buah
hanzhal yang tidak berbau dan rasanya pahit."

220. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya
umatku pada hari kiamat nanti akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang muka,
tangan dan kakinya dari bekas-bekas wudhu". Maka barangsiapa ingin memperpanjang
kecermelangannya itu, hendaklah ia melakukannya.

(Bukhari - Muslim)

221. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Andaikan manusia
benar-benar mengetahui keutamaan shaf pertama dan menyambut adzan kemudian untuk
mendapatkan shaf pertama mereka harus berundi, niscaya mereka akan berundi untuk
mendapatkannya. Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan mendatangi shalat berjamaah
pada waktu yang awal, niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk mendahuluinya.
Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan shalat shubuh dan 'isya berjamaah, pasti
mereka akan mendatanginya,

meskipun dengan merangkak-rangkak."

222. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Apabila telah
diserukan adzan untuk shalat maka berlari mundurlah setan sambil terkentut-kentut,
hingga tidak terdengar olehnya suara adzan itu. Apabila adzan telah selesai, ia
pun datang kembali. Kemudian ia mengganggu hati orang yang shalat, seraya berkata,
'Ingatlah ini dan ingatlah itu.' Padahal yang demikian itu tidak pernah diingatnya
sebelum shalat. Sehingga orang yang shalat itu tidak tahu lagi, sudah berapa rakaatkah
shalat yang dikerjakannya itu."

(Bukhari - Muslim)

223. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Shalat seseorang
dengan berjamaah itu dilipatgandakan (pahalanya) atas shalatnya yang dilakukan
di rumah atau di pasarnya dengan kelipatan dua puluh lima kali. Yang demikian
itu karena apabila ia menyempurnakan wudhu'nya dengan maksud untuk shalat (berjamaah),
maka tiadalah ia melangkahkan kakinya selangkah melainkan terangkat untuknya satu
derajat dan dihapuskan daripadanya satu kesalahannya. Lalu apabila ia melakukan
shalat, maka senantiasalah Malaikat mendoakan atasnya, selama ia masih tetap berada
di tempat shalatnya. (Doa Malaikat itu adalah), 'Ya Allah, belas kasihanilah dia.
Ya Allah, rahmatilah dia.' Dan senantiasalah salah seorang kamu dianggap berada
dalam shalat, selama ia menantikan shalat (berjamaah)."

(Bukhari - Muslim)

224. Zaid bin Tsabit r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, "Hai sekalian manusia,
shalatlah di rumah, maka sesungguhnya seutama-utama shalat seseorang itu adalah
di rumahnya, kecuali shalat fardhu."

(Bukhari - Muslim)

225. Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, "Jadikan penghabisan (akhir)
shalatmu pada waktu malam dengan shalat witir."

(Bukhari - Muslim)

226. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa bangun
malam pada bulan Ramadhan dan mengerjakan shalat malam karena iman dan mengharapkan
pahala dari Allah maka diampuni semua dosanya yang telah lalu."

(Bukhari - Muslim)

227. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Andai aku tidak
khawatir akan memberatkan umatku, niscaya kuwajibkan mereka bersiwak (gosok gigi)
pada tiap-tiap shalat."

(Bukhari - Muslim)

228. Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, "Lima macam dari fitrah
(kelakuan yang tetap dari sunat para Nabi) yaitu khitan, mencukur rambut kemaluan,
memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur kumis."

(Bukhari - Muslim)

229. Ibnu Umar r.a. berkata: Bersabda Nabi saw, "Cukurlah kumis dan peliharalah
jenggot."

(Bukhari - Muslim)

230. Dari Jabir bin Samurah r.a. berkata: "Penduduk Kufah mengadukan Sa'ad
bin Abi Waqqash r.a. kepada Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab r.a. sehingga
Umar pun memecatnya dan digantikan oleh Ammar bin Yasir r.a. Begitu berat pengaduan
mereka, hingga mereka mengadukan bahwa engkau tidak bisa shalat dengan sempurna."
Jawab Sa'ad, "Adapun aku, demi Allah, memimpin mereka dalam shalat sebagaimana
shalat Rasulullah saw tidak mengurangi sedikit pun daripadanya. Yaitu memanjangkan
dua rakaat pertama dan memendekkan dua rakaat terakhir." Berkata Umar, "Aku
kira engkau memang demikian adanya, ya Abu Ishaq." Kemudian Umar mengirim
Sa'ad ke Kufah bersama beberapa orang untuk menanyakan langsung kepada rakyat
di sana tentang dirinya. Setiap masjid didatangi dan kepada jamaah yang ada di
situ langsung ditanyakan tentang Sa'ad. Maka mereka pun menjawab dengan jujur,
terus terang dan mereka semua memuji kebaikan Sa'ad kecuali ketika mereka masuk
di masjid bani 'Abs, maka ketika ditanyakan tentang Sa'ad ada seorang lelaki bernama
Usamah bin Qatadah yang bergelar Abu Sa'adah menjawab, "Jika engkau bertanya
tentang Sa'ad maka ia adalah orang yang tidak suka keluar

memimpin pasukan perang, kalau membagi tidak pernah rata dan kalau menghukum tidak
adil." Mendengar jawaban seperti itu, Sa'ad menyerahkan urusannya kepada
Allah dan berkata, "Ingat, saya hendak berdoa tiga macam yaitu 'Ya Allah,
jika hamba-Mu ini berdusta (yakni Abu Sa'adah), hanya bermaksud mencari muka dan
nama, maka panjangkanlah umurnya, jadikan ia miskin sampai tua dan hadapkan ia
kepada berbagai fitnah.'" Ternyata doa Sa'ad dikabulkan oleh Allah, sehingga
ketika orang itu telah lanjut usia, selalu saja bila orang bertanya tentangnya
maka dijawab, "Orang yang telah terkena bala' oleh doa Sa'ad bin Abi Waqqash
r.a."

(Bukhari - Muslim)

231. Abdul Malik bin Umar yang meriwayatkan hadits ini dari Jabir bin Samurah
berkata, "Saya sendiri melihat orang itu telah demikian tuanya, sehingga
alisnya hampir menutupi matanya. Tetapi ia selalu duduk- duduk di tepi jalan mengganggu
gadis-gadis yang lewat."

232. Dari Abu Waqid (al-Harits) bin 'Auf r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw duduk
di masjid, sedang orang banyak (para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba
datang tiga orang lelaki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah
saw, sedang yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di
hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat kosong
pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang seorang lagi duduk di belakang
mereka. Adapun orang yang ketiga maka ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah
saw telah selesai menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, "Sukakah aku
beritahukan kepadamu

tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka, maka ia bermaksud
mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Yang seorang lagi
merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk menyiksanya).
Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari padanya (tidak
memberikan rahmat-Nya)."

(Bukhari - Muslim)

233. Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Ada seseorang
yang biasa menghutangkan kepada orang-orang, maka jika ia menyuruh menagih kepada
pesuruhnya, ia selalu berpesan, 'Jika kamu mendapati orang itu masih belum dapat
membayar, maka maafkanlah dia, semoga Allah memaafkan kami kelak.' Maka ketika
ia berhadapan dengan Allah, Allah memaafkannya."

(Bukhari - Muslim)

234. Dari Abu Waqid (al-Harits) bin 'Auf r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw duduk
di masjid, sedang orang banyak (para sahabat) duduk pula bersama beliau, tiba-tiba
datang tiga orang lelaki. Maka dua orang diantara mereka menghadap Rasulullah
saw, sedang yang seorang lagi terus pergi. Kemudian kedua orang itu berhenti di
hadapan Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya melihat tempat kosong
pada majelis itu, kemudian duduk padanya. Sedang yang seorang lagi duduk di belakang
mereka. Adapun orang yang ketiga maka ia berpaling dan terus pergi. Ketika Rasulullah
saw telah selesai menyampaikan ajarannya, berliau bersabda, "Sukakah aku
beritahukan kepadamu tentang ketiga orang itu? Adapun salah seorang dari mereka,
maka ia bermaksud mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya.
Yang seorang lagi merasa malu (untuk berdesak-desakkan) maka Allah pun malu (untuk
menyiksanya). Sedang orang yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling dari
padanya (tidak memberikan rahmat-Nya)."

(Bukhari - Muslim)


Selengkapnya...